Brilio.net - Ateis adalah bentuk ketidakpercayaan terhadap Tuhan dan dewa-dewi. Dengan kata lain, ateis tidak mempercayai adanya bentuk kesadaran yang biasa disebut Tuhan dalam penciptaan alam semesta. Istilah ateis telah dikenal sekitar abad 5 sebelum Masehi.

Ateis sendiri merupakan sebuah derivasi yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidak ber-Tuhan atau memutuskan hubungan dengan dewa-dewi sebagai Tuhan masyarakat Yunani. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ateis merupakan orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan.

Nah untuk mengetahui lebih jauh mengenai kepercayaan ateis, brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Selasa (9/8).

Pengertian ateis

perbedaan ateis dan agnostik © berbagai sumber

foto: Ruben Hutabarat/Unsplash

Secara etimologis, ateis berasal dari bahasa Yunani yaitu a yang berarti tidak dan theos yang berarti Tuhan, sehingga kata atheos berarti tanpa Tuhan. Sedangkan secara etimologis, kata ateis berasal dari bahasa Inggris yaitu atheism.

Seorang ahli bernama Le Poidevin mengatakan bahwa ateis adalah orang yang menolak keberadaan pencipta semesta, bukan semata-mata hanya hidup tanpa mengacu pada pencipta tetapi juga memiliki kesadaran dan posisi yang tegas. Mereka menganggap bahwa kepercayaan Tuhan adalah irasional sehingga harus ditolak.

Seseorang yang memiliki ketiadaan belief teistik yang disebabkan oleh adanya kesadaran untuk menolak hal tersebut yang dilakukan dengan sengaja diistilahkan sebagai ateis eksplisit. Berdasarkan beberapa deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa ateis adalah salah satu bentuk penolakan atau tidak percaya akan adanya Tuhan.

 

 

Jenis-jenis ateis

perbedaan ateis dan agnostik © berbagai sumber

foto: Marcos Paulo Prado/Unsplash

Terdapat enam tipologi atau jenis-jenis ateis yaitu intellectual atheist, activist atheist, seeker-agnostic, anti-theist, non-theist, dan ritual atheist.

1. Intellectual atheist
Tipologi ateis ini adalah tipe ateis yang secara individu proaktif berusaha mendidik diri sendiri melalui asosiasi intelektual dan proaktif untuk memperoleh pengetahuan mengenai berbagai topik yang berkaitan dengan ontologi dan non-keyakinan.

2. Acitivist atheist
Activist atheist adalah individu yang tidak puas dengan menjadi non-kepercayaan. mereka berusaha untuk menjadi baik, vokal, dan proaktif mengenai isu-isu ateis di dalam lingkup sosial dan politik.

3. Seeker-agnostic
Tipe ini adalah individu yang menyesuaikan diri atau mengakui kesulitan filosofis dan kompleksitas dalam membuat afirmasi pribadi mengenai keyakinan ideologis. Seeker agnostic tidak dapat memastikan keberadahaan Tuhan. Namun, mereka tetap berpikiran terbuka yang berkaitan dengan diskusi mengenai unsur agama, spiritual, dan antiteisme dalam masyarakat.

4. Anti-theist
Tipe ini bertentangan dengan ideologi agama. Anti-thest proaktif dan agresif menegaskan bahwa jika pandangan mereka terhadap orang lain sesuai. Anti theist juga melihat agama sebagai kebodohan dan melihat setiap individu atau lembaga yang terkait sebagai makhluk yang terbelakang.

5. Non-theist
Tipe ini memiliki pengalaman dengan orang lain yang menunjukkan diri sebagai non teis. Bagi penganut ateis jenis ini, penyelarasan diri dengan agama dapat tampil cukup konvensional dari sudut pandang mereka.

6. Ritual atheist
Ateis ini merupakan mereka yang dapat menemukan utilitas dalam ajaran beberapa tradisi keagamaan. Mereka melihat ini sebagai ajaran filosofis tentang bagaimana menjalani hidup dan mencapai kebahagiaan.

Perbedaan ateis dan agnostik

perbedaan ateis dan agnostik © berbagai sumber

foto: Marcos Paulo Prado/Unsplash

Seperti yang telah disinggung di atas, ateis merupakan salah satu sikap tidak percaya dengan adanya Tuhan. Sedangkan agnostik adalah sebuah pandangan yang percaya dengan adanya Tuhan jika mereka dapat membuktikannya secara ilmiah. Para penganut agnostik lebih percaya bahwa terdapat kekuatan yang lebih besar dari Tuhan yaitu alam semesta yang dapat dibuktikan secara ilmiah.

Sumber: Imamah. 2016. Pandangan Agus Mustofa Tentang Faktor-Faktor Atheisme. Jember: Institut Agama Islam Negeri Jember.