Brilio.net - Di Lowanu, Jogja ada salah satu komunitas yang memberikan jasa tambal ban panggilan di malam hari gratis tanpa dipungut biaya, RJJ Lowanu Squad namanya. RJJ dibangun oleh seorang pria bernama Arie Marshall. Sosok pria yang sudah lama hidup di jalanan. Lahir di Jawa Timur dan besar di Jogja, Arie Marshall mulai hidup di jalanan. Kerasnya hidup di jalanan tidak lantas membuat Arie Marshall melakukan tindak kejahatan maupun kriminal.

RJJ © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/Ivanovich A

Menjalani kehidupan di jalanan tanpa mengenyam pendidikan tidak lantas membuatnya mengesampingkan untuk membantu sesama. Meskipun kehidupannya sejak kecil ia habiskan di jalanan, Arie mudah berkomunikasi hingga memiliki banyak teman. “Hidup saya sudah tidak teratur sejak kecil, SD pun juga tidak lulus. Saya woro-wiri Ibu ada di Jogja, bude ada di Solo. Namun pas saya hidup di jalan juga sudah saling tolong menolong,” kata Arie Marshall kepada tim brilio.net yang ditemui di pos Lowanu, Senin (28/1).

Selain dari kehidupan tolong menolong yang pernah ia jalani di jalanan, membantu orang lain juga merupakan hobi Arie. Membantu orang sudah ia tekuni cukup lama. “Setiap malam istilahnya saya standby di lingkungan saya sendiri tapi saya inginnya ada manfaat lainnya juga. Kita tanamkan saling tolong menolong,” lanjut Arie Marshall.

RJJ © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/Syamsu Dhuha

"Kita lihat di jalanan, sedulur kita yang malam istilahnya butuh bantuan tapi tidak ada yang bisa membantu. Saya pikir ini gimana caranya kalau malam itu bisa menolong saudara kita di jalanan,” lanjutnya.

Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang juga mulai tertarik dengan kegiatannya. Satu persatu orang ingin bergabung dengannya, kemudian munculah komunitas RJJ (Rescue Jalanan Jogja) Squad Lowanu. RJJ baru dibangun kurang lebih 2 tahun terakhir ini, RJJ memiliki pos di Lowanu dekat rumah Arie Marshall.

Menerima panggilan tambal ban gratis, RJJ mulai membuat grup di media sosial untuk siap standby di malam hari mulai pukul 22.00 hingga 04.00 WIB pagi. Masyarakat bisa meminta tolong mereka dengan cara menghubungi nomor dari salah satu tim atau melalui grup media sosial RJJ. RJJ memilih standby di malam hari juga memiliki tujuan yang mulia. RJJ tidak ingin mematikan rejeki profesi tukang tambal ban yang masih buka. Apabila ada permintaan bantuan tambal ban di siang hari, mereka terpaksa harus menolaknya.  

RJJ © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/Ivanovich A

Terkadang ada orang yang tidak tega jika tidak memberikan bayaran, tidak sedikit dari orang yang sudah ditolong memaksa memberi uang bayaran. “Kita sering dipaksa sama orang yang sudah kita bantu, tapi kita kembalikan. Daripada kita ribet di pinggir jalan, disodor-sodorkan uang nggak selesai-selesai, kita terima. Uangnya kita teriman, terus kita kembalikan lagi, tolong pak atau mbak ini saya kembalikan uangnya tolong ini nanti dimasukan ke kotak infak di masjid njenengan (anda) atau masjid lain. Kalau tidak kasih orang dipinggir jalan yang membutuhkan,” tutur Arie Marshall.

RJJ mendapatkan berbagai perlengkapan tambal ban tersebut dari bantuan dan iuran anggota. “Semua ini kita dapatkan dari iuran anggota. Ada juga yang sengaja memberikan ban bekas namun masih layak pakai sama kita,” kata Arie Marshall. RJJ memang menerima sesuatu sumbangan berbentuk barang, yang terpenting bukanlah bentuk uang, karena bagi mereka uang adalah amanah yang berat untuk ditanggung.

RJJ © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/Ivanovich A

RJJ tidak hanya membantu tambal ban saja, mereka juga membantu ganti ban dan lain-lain. “Kalau ganti ban, biasanya kita pungut biaya asli kita beli ban, misal kita beli ban dalam itu seharga Rp 20 ribu, ya kita minta dengan harga segitu. Untuk jasa pasang dan sebagainya tetap gratis,” jelas Arie Marshall.

Berjaga dan menolong orang di malam hari, tidak lantas membuat Arie Marshall dan kawan-kawan selalu dipuji, ada kalanya mereka juga dicurigai orang. Sebagai orang awam yang baru pertama kali melihat mereka, tentu merasakan sedikit ketakutan atau risih. Ya, bagaimana pun postur mereka memang sedikit menakutkan di mata orang yang baru pertama bertemu.

“Saya sendiri wajar, kembalikan ke diri saya sendiri. Memang kalau orang lihat kita mungkin menganggapnya negatif dulu ya, saya meyakinkan mereka kalau pas pengkondisian seperti ini. Kadang saya pengkondisian pun orang takut. Seperti ibu-ibu pernah di Kusumanegara. Ibu-ibu itu ban bocor, kita bantu. Ban belum jadi, dia aja udah ribet buru-buru ‘udah mas udah’ seperti itu. Dia takut, saya meyakinkan. Bu, kita ini orang baik-baik. Kita nolong bu, kalau kita nggak nolong dari tadi ibu udah kita begal. Wong kita niatnya nolong, kita tambal, nanti kita antar sampai pasar agar ibu bisa aman,” jelas Arie Marshall.

RJJ © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/Syamsu Dhuha

Kini RJJ Squad Lowanu sudah memiliki sekitar 50 anggota, tidak hanya terdiri dari pria saja, melainkan juga ada wanita tangguh yang siap memompa ban. Mengenai prinsip ikhlas tanpa pamrih, tanpa menerima imbalan sama sekali, Arie Marshall menerapkan kepada semua anggotanya untuk tetap menjaga prinsip itu.

“Sebelumnya kita sering ngumpul, jadi kayak di doktrin seperti itu. Kita doktrin jangan sampai menerima, rekan-rekan sudah dilandasi dulu rasa sosial yang tinggi dan hati yang ikhlas. Jadi seperti itu (menerima uang bayaran) sudah bertentangan . Lebih baik memberi daripada menerima.” Jelas Arie Marshall.

RJJ © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/ Nur Luthfiana H

Selain tambal ban dan ganti ban dalam, RJJ juga dengan senantiasa membantu orang ketika kehabisan bensin,menjadi korban tindak kriminal, bahkan bisa menerima pengantaran bantuan ibu hamil ke rumah sakit. Semua yang mereka lakukan ini sudah menjadi hobi. “Ada rasa bangga tentu bisa membantu orang lain, kita senang-senang aja menolong sesama karena ini sudah merupakan hobi,” tutup Arie Marshall.

Selengkapnya: