Brilio.net - Kreativitas memang sudah seharusnya terus diasah. Tujuannya ya untuk mengembangkan ide-ide dan inovasi yang kamu miliki. Makanya tak heran kini banyak anak muda mengikuti ajang pengembangan kreativitas seperti Go Ahead Challenge (GAC). Ajang tahunan ini telah menjadi kompetisi tahunan bagi para insan kreatif untuk dapat mengembangkan diri dan berkarya di panggung yang lebih besar.

Tahun ini, ajang yang mengusung tema Karya Gak Tau Batas sukses menjaring 18 finalis untuk mengasah skill melalui sesi diskusi dan pelatihan secara intens bersama delapan tokoh ternama di bidang musik, visual art, fotografi, dan kuliner. Selama hampir sepekan ini para finalis dan kurator terlibat dalam creative academy untuk mempertajam ide unik dan berani yang merupakan peleburan dari dua passion.

Kayak apa sih kegiatan mereka selama mengikuti creative academy? Berikut lima fakta kegiatan asah kemampuan para finalis GAC yang berhasil dihimpun Briilio.net.    

1. Sarana bertukar ilmu

GAC © 2019 brilio.net (dok.GAC)

Creative Academy menjadi sebuah sarana yang sangat bermanfaat tidak hanya untuk finalis tapi juga bagi para kurator untuk bertukar ilmu. Karena para finalis datang dari berbagai daerah dengan skill masing-masing, maka ajang ini merupakan kesempatan semua orang untuk belajar dan memperluas jaringan (network).

“Dengan konsep GAC yang lebih matang dari segi pengembangan kreativitas, saya harap para finalis yang terlibat dapat lebih berani untuk mendobrak batas mereka dan menjawab keraguan maupun tantangan untuk menjadi apa pun yang mereka mau,” terang Anton Ismael, salah satu kurator di bidang fotografi.

2. Melibatkan kurator andal di bidangnya

GAC © 2019 brilio.net (dok.GAC)

Untuk membantu para finalis dalam mewujudkan ide menjadi sebuah karya tanpa batas, beberapa kurator turut terlibat di antaranya Widi Puradireja, Jason Ranti, Bill Satya, Naufal Abshar, Kendra Ahimsa, William Gozali, dan Martin Natadipraja. Selama sesi mentoring, setiap finalis didampingi dua orang kurator dari bidang berbeda untuk mengonsepkan ide mereka agar dapat dipresentasikan melalui karya.

3. Karya-karya yang unik

GAC © 2019 brilio.net (brilio.net/yani andryansah)

Menanggapi berbagai ide menarik yang masuk ke dalam proses seleksi di Creative Academy, Widi Puradireja mengaku sangat antusias untuk dapat melihat karya akhirnya. Beberapa ide di bawah arahan Widi terbilang cukup unik. Mulai dari live act painting diiringi lagu kreasi sendiri, membuat video musik dari hanya berbekal jepretan ponsel, instalasi visual art yang diisi dengan lagu kreasi sendiri, hingga penampilan teatrikal dilengkapi ilustrasi dan instrumen musik dari alam.

“Sejauh ini, para finalis berhasil meyakinkan saya bahwa mereka mampu mengikuti setiap arahan dan berani menantang diri mereka lebih jauh lagi. Di setiap sesi konsultasi, saya serta teman-teman kurator lain berusaha untuk mengajak mereka mengeksplorasi potensi yang mereka miliki dan mempertajam skill maupun ketertarikan mereka pada bidang apa pun. Alhasil ide-ide para finalis dapat berkembang dan semakin mampu mengurai cerita serta inspirasi untuk dapat dinikmati oleh publik melalui karya seni kreatif,” ungkap Widi Puradireja yang juga dikenal sebagai drummer grup musik Maliq & D’Essentials.

4. Motivasi baru bagi  peserta

GAC © 2019 brilio.net (dok.GAC)

Para peserta merasa beruntung mendapaatkan mentoring dari para kurator. Dengan begitu mereka bisa menciptakan karya yang tadinya sederhana menjadi lebih jauh berkembang. Creative academy juga memberikan motivasi bagi para peserta seperti yang dirasakan duo Ramadani ‘Erce’ Sumanto dan Aditya Darmawan yang mendapat bimbingan dari Widi dan Naufal.

Mereka bisa menampilkan konsep teatrikal yang tadinya hanya sebatas menyajikan musik dengan permainan alat unik terbuat dari bambu, kini dipersiapkan membuat latar visual di atas panggung yang dapat menampilkan identitas serta cerita di balik lagu atau penampilan mereka.

“Melalui sesi creative academy bersama para kurator, kami semakin sadar bahwa ada banyak hal yang perlu dipikirkan dan dipertajam dalam menciptakan sebuah penampilan atau karya seni. Namun hal tersebut menjadi sebuah tantangan, dan para kurator berhasil memberikan motivasi bagi kami untuk dapat mengubah ‘tapi’ menjadi sebuah bukti melalui karya,” ujar Erce asal Balikpapan.

5. Mentor pun ikut mencari material karya

GAC © 2019 brilio.net (Brilio.net/yani andryansjah)

Selama para finalis mengikuti creative academy, selain sesi one on one mentoring, mereka juga dapat langsung menciptakan karya dan bebas berkonsultasi dengan para kurator. Melihat bahwa banyak finalis yang berasal dari luar Jakarta, para kurator khususnya dari bidang visual art dan kuliner, bahkan turut membantu mengumpulkan dan mencari material atau bahan yang dibutuhkan dalam proses mereka berkarya.

6. Ditampilkan dalam acara penghargaaan Artwarding

GAC © 2019 brilio.net (Brilio.net/yani andryansjah)

Semua karya dari 18 finalis Go Ahead Challenge 2018 saling bersanding dan bertanding di GAC 2018 Artwarding Night di Queenshead Kemang pada Sabtu, 26 Januari 2018, yang diselenggarakan oleh Level7.

Nih video selama proses pematangan karya dalam creative academy