Brilio.net - Madrasah Ibtidaiyah Darul Furqan atau yang biasa disebut Sekolah Tapal Batas di Dusun Sei Limau, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menjadi tempat istimewa bagi anak-anak TKI di Malaysia.

Bagaimana tidak, di sekolah ini mereka bisa merasakan pendidikan layaknya anak seusia mereka. Oh ya, Sekolah Tapal Batas yang sekarang, kondisinya jauh lebih baik dibanding sekolah lama yang berada di kolong rumah warga. Lokasi sekolah baru jaraknya sekitar 4 Km dari sekolah lama. 

Hamidah © 2017 brilio.net Tetap semangat belajar dalam kelas yang serba apa adanya

Salah satu siswa yang merasakan berkah keberadaan sekolah ini adalah Hamidah. Gadis asal Pinrang, Sulawesi Selatan ini cuma punya satu kaki. Saat kecil, dia mengalami kecelakaan di kampungnya yang mengakibatkan kakinya harus diamputasi. Meski menggunakan tongkat, siswi kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah ini tetap bersemangat mengikuti pelajaran.

Saban hari Hamidah selalu diantar ibunya, berjalan kaki menelusuri jalan rusak dan berbukit untuk sampai ke sekolah. Perlu waktu sekitar 2 jam dari rumahnya yang berjarak 4 Km. Artinya, setiap hari Hamidah harus berjalan kaki 8 Km.

Hamidah © 2017 brilio.net Rada pemalu sih

Hamidah berangkat pukul 05.00 dan sampai sekolah pukul 07.00. Sang ibu kembali menjemputnya sepulang sekolah. Ayah Hamidah adalah buruh di perkebunan kakau.

Tapi saat ini Hamidah sedikit lega. Sebab, Suraidah, pendiri sekolah tapal batas sejak tahun lalu meminta Hamidah tinggal di pondok madrasah gratis. Jadi dia pulang sebulan sekali.

Hamidah © 2017 brilio.net Suraidah (kanan), pendiri Sekolah Tapal Batas yang selalu memperhatikan para murid, termasuk Hamidah

“Senang bisa sekolah di sini. Banyak teman dan saya sekarang bisa mengaji,” katanya kepada Brilio.net saat ditemui di sekolah tapal batas akhir pekan lalu.

Walaupun dirinya berbeda dengan teman-temannya, Hamidah tak pernah sungkan bergaul dengan teman-temannya. Nggak pernah ada yang mengejeknya apalagi sampai nge-bully. Inilah yang membuat Hamidah betah di sekolah.

Hamidah © 2017 brilio.net Sang ibu (kiri) yang selalu setia mengantar Hamidah ke sekolah

Hamidah juga tergolong murid yang cerdas. Buktinya, saat Manager Legal & Relation PT Pertamina EP Asset 5 Yosi Ardilla yang didampingi Wakil Gubernur Kalimantan Utara Udin Hianggio berkunjung pada perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2017 lalu, Hamidah sangat cepat menjawab pertanyaan matematika. “Sembilan!” jawab Hamidah dengan lantang hasil 63 bagi 7.

Ya, Hamidah adalah satu dari ratusan anak-anak tapal batas yang punya semangat belajar di tengah keterbatasan. Dia mampu menembus batas.