Brilio.net - Work from home atau WFH sudah dilakukan berminggu-minggu semenjak wabah virus corona menyerang Indonesia. Penyebaran Covid-19 ini meman tak main-main karena sudah banyak memakan korban.

Sekadar diketahui, jumlah pasien yang dinyatakan positif virus corona (Covid-19) di Indonesia per Jumat 10 April 2020 secara kumulatif mencapai 3.512 orang. Dari jumlah itu, 306 orang meninggal dunia dan 282 pasien dinyatakan sembuh.

Sementara itu, kebijakan WFH ini memang harus diambil oleh pemerintah agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona. Awalnya keputusan ini tidak bisa diindahkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, karena mereka akan merasa terganggu pekerjaannya, karena ada beberapa pekerjaan yang memang tidak akan bisa dikerjakan di rumah.

Banyak pekerjaan yang memang tidak bisa dikerjakan dari rumah, contohnya adalah bertani. Kamu semua tentu sudah tahu, jika bertani harus dilakukan di tempat yang besar atau di persawahan.

Namun keadaan WFH ini membuat salah seorang petani di Klaten memutar otak hingga menemukan cara untuk bertani di halaman rumah.

"Info Tani.. Bekerja dari rumah, Lokasi Dukuh Ngemplak Kalikotes Klaten, Monggo bikin pembibitan padi bisa dilakukan di teras rumah, murah, cepat, efisien," tulis Sudiyono Dyono seperti dikutip brilio.net pada Jumat (10/4).

Efek WFH, petani berbagai sumber

foto: Facebook/Sudiyono Dyono



Sudiyono Dyono pun membagikan cara bertani di rumah, yaitu dengan menyiapkan terpal atau deklit. Jika sudah, siapkan pula ladu atau tanah yang mirip dengan pasir lembut.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah menggelar terpal, ratakan tanah ladu di atas terpal dengan ketebalan kira-kira 1 cm. Jika sudah, taburi benih padi di atas tanah ladu tadi dan tutup kembali dengan tanah ladu, cukup tutup tipis saja.

Kamu pun tinggal menyiramnya tiap pagi dan sore. Jika perlu tutupi area yang ditanami padi tadi dengan pagar agar tidak dirusak oleh ayam.

Efek WFH, petani berbagai sumber

foto: Facebook/Sudiyono Dyono



Wah, kreatif sekali ya! Tetap semangat dan sehat selalu, Sudiyono Dyono. Terima kasih sudah menginspirasi dan memberikan cerita yang menarik.