Arti ikhlas.

Arti ikhlas dalam Islam © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Arti ikhlas secara bahasa yaitu membersihkan (bersih, jernih, suci dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi ataupun immateri). Sementara secara istilah, ikhlas adalah membersihkan hati supaya menuju kepada Allah semata, dengan artian lain ketika beribadah hati tidak boleh menuju selain kepada Allah.

Hakikatnya, ikhlas adalah at-tabarri 'an kulli ma dunallah, artinya bebas dari apa yang selain Allah. Dalam artian lain, seseorang beribadah hanya mengharap ridho Allah SWT, bukan karena mengharap pujian makhluk. Satu hal yang perlu dipahami, bahwa ikhlas berkaitan dengan niat dalam hati seseorang ketika beribadah. Ikhlas yang sempurna harus dilakukan baik sebelum, sedang, dan sesudah beribadah. Sebab, ada orang yang ikhlas ketika beribadah, tetapi setelah itu ia terjebak dalam sikap riya (pamer), maka nilai ibadahnya akan rusak.

Ikhlas merupakan syarat diterimanya amal ibadah seseorang. Seperti dalam firman Allah QS Al-Bayyinah ayat 5, yang artinya:

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus."

Definisi lain dari ikhlas adalah jika kamu tidak mencari-cari kesaksian dan pengakuan apapun atas amal perbuatan. Tak perlu ada lagi orang yang menyaksikan dan mengakui perbuatan kamu kecuali hanya Allah SWT. Sebab cukup Allah SWT yang menjadi saksi manusia, seperti pada firman Allah yang artinya, "Dan cukuplah Allah sebagai saksi". (QS. Al-Fath (48):28).

Dengan demikian, ikhlas adalah amal perbuatan hati, bahkan ikhlas merupakan garda terdepan yang menjadi syarat kesempurnaan amal. Tidak amalan yang sempurna kecuali dengan landasan keikhlasan, sebab dasar diterimanya amal perbuatan tergantung pada ibadah hati, dan ikhlas merupakan rahasia yang hanya diketahui sejatinya oleh Allah SWT semata.

Tingkatan ikhlas.

Arti ikhlas dalam Islam © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Berikut ini tingkatan ikhlas yang diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan menurut ibnu 'Ajibah, antara lain:

1. Ikhlas tingkatan orang umum ('awamm).

Ikhlas awamm yaitu, ia beribadah kepada Allah tetapi masih disertai mencari keuntungan duniawi dan ukhrawi. Misalnya, ingin supaya badannya sehat, hartanya banyak, dan mendapat pahala, bidadari, serta surga di akhirat. Termasuk dalam kategori ikhlas tingkat awamm adalah apabila kamu mengajar atau memberi pelajaran pada seseorang, tetapi dalam hati masih mengharap upah atau gaji.

2. Tingkat orang khusus (khawash).

Dalam tingkatan orang khusus (khawash), bahwa seorang makhluk beribadah semata-mata untuk mencari keuntungan duniawi. Namun, di dalam hatinya masih ada keinginan untuk memperoleh pahala, surga, dan lain sebagainya.

3. Ikhlas tingkatan orang khawasul khawas.

Apabila seorang umat manusia dikategorikan masuk dalam maqam atau tingkatan ini, jika ia beribadah tidak ada motivasi atau tendensi apa pun, kecuali mengharap ridho dari Allah. Maka ia beribadah didasari oleh rasa mahabbah (cinta) dan syauq (rindu) kepada Allah SWT.