Brilio.net - Analogi adalah berbicara mengenai dua hal yang berlainan, tetapi dua hal yang berbeda tersebut dibandingkan satu sama lain. Konsep analogi kemudian berkembang menjadi berpikir analogi dan penalaran analogi. Penalaran analogi adalah penarikan kesimpulan berdasarkan kemiripan data atau proses. Secara singkat, analogi merupakan persamaan yang biasa digunakan untuk menjelaskan suatu hal.

Pada praktiknya, analogi kerap digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang rumit agar menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami oleh orang lain. Nah untuk mengetahui lebih rinci mengenai analogi, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Kamis (21/7).

 

 

 

Pengertian analogi.

<img style=

foto: unsplash.com

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), analogi adalah persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Secara sederhana, analogi dapat dipahami sebagai sebuah cara untuk menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan persamaan. Ketika ada sesuatu hal yang rumit untuk dimengerti, biasanya kita akan menggunakan tolok ukur yang serupa agar dapat memahami hal tersebut dengan lebih mudah.

Analogi tidak hanya berperan sebagai persamaan, tetapi juga sebagai metode untuk penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan tersebut. Kesimpulan yang didapat dari pemikiran analogi dapat digunakan untuk membandingkan fakta satu dengan fakta lainnya.

Analogi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk mengubah bentuk suatu hal yang tidak diketahui menjadi diketahui. Menurut kamus Cambridge, analogi adalah perbandingan antara hal yang memiliki ciri-ciri serupa dan digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai suatu prinsip atau gagasan.

Tujuan penggunaan analogi.

<img style=

foto: Unsplash/Gradikaa Aggi

 

Analogi kerap digunakan untuk memberikan penjelasan yang lebih mudah untuk dipahami. Selain itu, terdapat beberapa tujuan dari penggunaan analogi yaitu sebagai berikut:

1. Analogi digunakan untuk membuat persamaan dari dua hal yang berbeda sehingga memudahkan dalam mendefinisikan atau memberikan penjelasan.
2. Analogi juga bertujuan untuk menyederhanakan sesuatu yang rumit.
3. Analogi digunakan untuk membuat klarifikasi dari suatu peristiwa.

 

Jenis-jenis analogi.

<img style=

foto: Unsplash/Priscilla Du Preez

 

Terdapat beberapa jenis analogi jika dilihat dari proses terbentuknya yaitu sebagai berikut:

1. Analogi Induktif
Analogi induktif adalah analogi yang disusun berdasarkan persamaan prinsip pada dua hal atau fenomena yang berbeda. Analogi induktif juga berperan untuk proses penarikan kesimpulan terhadap dua hal yang serupa. Dengan menggunakan analogi induktif, seseorang dapat menyimpulkan suatu hal untuk diterapkan pada hal lainnya.

2. Analogi deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan sesuatu hal, peristiwa, realitas yang belum familier atau belum dikenal dengan menggunakan persamaan yang lebih dikenal.

Komponen berpikir analogi.

<img style=

foto: unsplash.com

 

Dalam lingkup bidang matematika, terdapat jenis soal kemampuan penalaran analogi yang terbagi ke dalam dua kategori yaitu soal sebelah kiri (masalah sumber) dan soal sebelah kanan (masalah target). Selain itu, dalam ilmu matematika juga terdapat beberapa komponen dalam berpikir analogis yang meliputi empat komponen yaitu sebagai berikut:

1. Encoding
Komponen ini berfungsi untuk mengidentifikasi soal sebelah kiri dan soal sebelah kanan dengan memberikan ciri-ciri atau struktur soalnya.
2. Inferring
Komponen ini berfungsi untuk memberikan kesimpulan terhadap konsep yang terdapat di soal sebelah kiri (masalah sumber).
3. Mapping
Mapping merupakan komponen yang digunakan untuk mencari hubungan yang sama antara soal sebelah kiri (masalah sumber) dengan soal sebelah kanan (masalah target) atau membangun kesimpulan dari kesamaan hubungan antara soal yang sebelah kiri dengan soal sebelah kanan.
4. Applying
Komponen ini berfungsi untuk melakukan pemilihan jawaban yang cocok.

Sumber: Rahmawati. 2017. Jurnal Euclid Volume 4 Nomor 2: Kemampuan Penalaran Analogi Dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.