Brilio.net - Menjadi orang tua yang memiliki bayi tentu membutuhkan tenaga ekstra untuk merawatnya, terlebih dalam menjaga kesehatannya. Hal ini dikarenakan bayi rentan terserang penyakit sebab sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang dan masih dalam tahap pertumbuhan. Sistem kekebalan tubuh bayi baru mulai terbentuk selama kehamilan dan akan terus berkembang seiring bertambahnya usia.

Selain itu, bayi juga belum terpapar banyak dengan mikroorganisme di lingkungan sekitarnya, sehingga sistem kekebalan tubuh mereka belum terlatih untuk melawan berbagai infeksi. Selama proses kelahiran dan setelahnya, bayi juga terpapar dengan berbagai mikroorganisme di lingkungan yang mungkin belum pernah dihadapi sebelumnya, sehingga mereka rentan terkena infeksi.

Faktor lain yang membuat bayi rentan terkena penyakit adalah karena organ dan sistem tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Sistem pencernaan, pernapasan, dan sirkulasi darah pada bayi belum sepenuhnya matang dan belum berfungsi dengan optimal, sehingga mereka lebih mudah terkena infeksi dan gangguan kesehatan lainnya. Salah satu penyakit yang kerap menyerang bayi adalah hernia.

Hernia pada bayi terjadi ketika organ di dalam perut keluar melalui celah atau lemahnya dinding perut, sehingga menimbulkan benjolan yang dapat terlihat atau diraba pada area tersebut. Faktor risiko hernia antara lain faktor genetik, umur, kehamilan, obesitas, merokok, dan aktivitas fisik yang berat. Namun, apa yang menyebabkan bayi terserang hernia? Yuk simak 11 penyebab hernia pada bayi, yang telah dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (20/2).



 

Penyebab hernia pada bayi.

Penyebab hernia pada bayi © 2023 brilio.net


foto: freepik.com

1. Hernia umbilical.

Terjadi ketika bagian kecil atau lemah pada otot perut di sekitar tali pusar bayi, melebar dan memungkinkan usus atau jaringan lainnya keluar. Biasanya terjadi pada bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah.

2. Hernia inguinal.

Terjadi ketika bagian kecil atau lemah pada otot perut bagian bawah memungkinkan usus atau jaringan lainnya keluar dan turun ke dalam skrotum atau labia. Hernia ini lebih umum pada bayi laki-laki daripada bayi perempuan.

3. Hernia femoral.

Terjadi ketika jaringan usus atau perut menonjol melalui celah kecil di bawah pangkal paha bayi. Hernia ini lebih umum pada bayi perempuan daripada bayi laki-laki.

4. Hernia epigastric.

Terjadi ketika jaringan perut menonjol melalui daerah antara pusar dan tulang dada pada bayi.

5. Hernia lumbar.

Terjadi ketika jaringan perut menonjol melalui bagian belakang perut bayi.

Penyebab hernia pada bayi © 2023 brilio.net


foto: freepik.com

6. Hernia obturator.

Terjadi ketika jaringan perut menonjol melalui celah pada tulang panggul bayi.

7. Hernia perineal.

Terjadi ketika jaringan perut menonjol melalui bagian antara anus dan skrotum atau labia pada bayi laki-laki atau perempuan.

8. Hernia reducible.

Hernia ini dapat dipindahkan ke dalam perut dengan mudah, biasanya dengan sentuhan ringan. Ini bisa menjadi tanda bahwa hernia tidak terlalu serius dan dapat disembuhkan dengan mudah.

9. Hernia inkarserata.

Terjadi ketika jaringan perut atau usus terjebak di dalam hernia dan tidak dapat dipindahkan kembali ke dalam perut.

10. Hernia strangulata.

Terjadi ketika bagian usus yang terjebak dalam hernia tidak menerima pasokan darah yang cukup, sehingga menyebabkan jaringan mati dan berbahaya bagi kesehatan bayi.

11. Faktor genetik.

Hernia juga dapat disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan, di mana bayi mungkin mewarisi kelemahan pada dinding perut dari orang tua mereka, yang dapat meningkatkan risiko terkena hernia.

Gejala hernia pada bayi.

Penyebab hernia pada bayi © 2023 brilio.net


foto: freepik.com

Gejala hernia pada bayi dapat bervariasi tergantung pada jenis hernia yang terjadi dan seberapa serius kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa gejala hernia pada bayi yang mungkin terlihat:

1. Terdapat benjolan atau tonjolan pada perut bayi yang mungkin terlihat atau diraba. Benjolan ini bisa terlihat lebih jelas ketika bayi menangis, batuk atau mengejan.

2. Bayi mungkin merasa sakit atau tidak nyaman ketika menyentuh atau memegang area di sekitar benjolan hernia.

3. Bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan, seperti merintih atau menangis saat bernafas atau saat menggerakkan tubuhnya.

4. Pada hernia inguinal, terdapat benjolan atau tonjolan di area selangkangan atau skrotum pada bayi laki-laki, atau di labia pada bayi perempuan.

5. Pada hernia umbilical, terdapat benjolan di sekitar tali pusar bayi, yang biasanya terlihat lebih jelas ketika bayi menangis atau mengejan.

6. Pada hernia strangulata, bayi dapat mengalami mual, muntah, perut kembung, dan tidak mau makan.

Jika kamu mencurigai bahwa bayimu mengalami hernia, segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Cara mencegah hernia pada bayi.

Penyebab hernia pada bayi © 2023 brilio.net


foto: freepik.com

Beberapa jenis hernia pada bayi mungkin tidak dapat dicegah, terutama jika disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi medis lainnya. Namun, kamu dapat mengambil beberapa langkah untuk membantu mengurangi risiko terjadinya hernia pada bayi, antara lain:

1. Memberikan nutrisi yang cukup.

Pastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup selama kehamilan dan menyusui. Nutrisi yang cukup dapat membantu memperkuat dinding perut bayi dan mengurangi risiko terjadinya hernia.

2. Hindari menarik secara kuat pusar bayi.

Hindari menarik atau menarik kuat pusar bayi, karena ini dapat merusak dinding perut dan memicu hernia umbilical.

3. Menghindari kelebihan berat badan.

Mencegah bayi menjadi obesitas atau kelebihan berat badan dapat membantu mengurangi risiko terjadinya hernia.

4. Hindari aktivitas fisik yang berat.

Hindari mengangkat atau membawa beban yang berat pada bayi, karena ini dapat menyebabkan tekanan berlebih pada dinding perut dan memicu hernia.

5. Periksa bayi secara teratur.

Periksa bayi secara teratur untuk memastikan tidak ada benjolan atau tonjolan pada dinding perut yang muncul. Jika kamu melihat benjolan atau tonjolan pada perut bayi, segera berkonsultasi dengan dokter anak.

6. Meningkatkan kekebalan tubuh bayi.

Meningkatkan kekebalan tubuh bayi dengan memberikan ASI dan vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi yang dapat memicu hernia.

7. Hindari merokok.

Hindari merokok di dekat bayi, karena paparan asap rokok dapat melemahkan dinding perut dan memicu hernia.

Meskipun hernia pada bayi mungkin tidak dapat sepenuhnya dicegah, dengan mengambil langkah-langkah di atas, kamu dapat membantu mengurangi risiko terjadinya hernia pada bayi.