Buya Syafii Maarif wafat pada Jumat (27/5) pukul 10.15 WIB di PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta. Kepergian mantan Ketua PP Muhammadiyan itu pun meninggalkan duka, tak terkecuali bagi Haedar Nashir selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
 
Dalam jumpa pers di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Haedar Nashir menceritakan kepada rekan media, bahwa ia sempat menemani Buya di Rumah Sakit sebelum meninggal dunia. Haedar mengaku berencana bertolak ke Bandung, Jawa Barat pada pagi ini. Namun dalam perjalanan, ia mendapatkan telepon dari Direktur PKU Muhammadiyah bahwa kondisi Buya Syafii tengah kritis.
 
Tanpa pikir panjang, setelah mendapat kabar tersebut Haedar kembali menuju ke Yogyakarta dan langsung ke RS PKU Muhammadiyah Gamping untuk menemani Buya.
 
“Saya kembali ke PKU Muhammadiyah Gamping dan sempat menemani setengah sebelum beliau dipanggil Allah,” ujar Haedar Nashir.
 

<img style=

foto: Instagram/@haedarnashirofficial

 
"Sempat sekitar setengah jam menemani beliau sampai beliau dipanggil Allah. Karena itu, kami Muhammadiyah dan bangsa Indonesia tentu saja berduka atas kehilangan bapak bangsa yang melintasi, milik semua orang, tokoh yang humanis, tulus, dan pemikiran-pemikirannya sangat luas wawasan dan melampaui," lanjut Haedar.
 
 
 
 
Lebih lanjut, Haedar menceritakan kondisi terakhir Buya sebelum meninggal. Sudah dua kali Buya Syafii Maarif dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping dalam waktu yang berdekatan. Pertama, pada Maret 2022 dan kedua pada pertengahan Mei 2022.
 
Pada Jumat lalu, Haedar sempat menemani Buya Syafii di RS. Ia mengatakan tadi malam sebetulnya kondisi Buya Syafii masih baik. Tapi masih perlu ditangani oleh dokter soal kondisi pernafasannya.
 
"Tadi pagi sekitar jam setengah tujuh masih bisa berkomunikasi, sarapan pagi seperlunya tapi sekitar setengah delapan beliau kritis sampai jam 10.15," jelasnya.
 
Menurut Haedar, tim medis sudah mengupayakan perawatan yang terbaik baik untuk Buya, namun Allah telah berkehendak lain.
 
“Tim medis juga sudah berusaha dan berkooridinasi optimal atas instruksi presiden, tetapi Allah menggariskan ajal dengan memanggil Buya Syafii Maarif dalam usia 87 tahun,” tutupnya.