Brilio.net - Awalnya Muhammad Helmi Rakhman (27) hanya ingin bekerja dekat dengan orangtua. Pasalnya, orangtuanya sedang sakit. Bapaknya terkena stroke, dan ibunya adalah seorang tunanetra. Ia pun membuka angkringan di depan rumah sambil menunggui kedua orangtuanya. Kini, Helmi menjadi bos angkringan.

Lulusan Teknik Mesin UGM ini sebenarnya sangat ingin bekerja di luar sebagaimana teman-temannya. Karena bekerja di luar Jogja dipandangnya lebih menjanjikan. Namun, keinginan membahagiakan orangtua mengalahkan segalanya. Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk mengurus kedua orangtuanya.

Di tengah kebingunan itulah Helmi memanfaatkan peluang bisnis yang cukup besar di Jogja. Ia mengumpulkan uang yang diraihnya dari beasiswa sebesar Rp 2,5 juta sebagai modal awal usaha.
Pada 2011, ia mendirikan usaha jagung bakar, disandingkan bersama angkringan pertamanya. Melihat keuntungan yang lumayan, serta pangsa pasar yang bisa menjadi peluang, ia berniat mengembangkan usaha angkringan yang sudah ia miliki.

"Namun saya ingin mengembangkan usaha ini, sekaligus memberdayakan masyarakat di Tahunan. Karena saya melihat ada banyak ibu-ibu di Tahunan yang jago memasak, saya ajak mereka untuk ikut mengembangkan bisnis ini," ujar Helmi.

Salah satu angkringan milik Helmi

helmi rakhman  © 2016 brilio.net

 

Yang menjadi khas di angkringan miliknya, menu yang dinamai sego singo sambel paus. Kata Helmi, itu sebagai nama brand pengganti nasi kucing sambel teri. Sistem kerjasama yang ia jalin bersama ibu-ibu, adalah bagi keuntungan.

"Saya ingin membesarkan angkringan, sembari memberikan kesempatan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat. Lewat sinilah saya bisa melibatkan lebih banyak pihak dalam bisnis ini," ujar pemuda yang juga dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Jogja 2014 ini.

Hasilnya sungguh luar biasa. Berkat keuletannya, saat ini Helmi telah memiliki 48 angkringan yang tersebar di Jogja. Ia juga masih terus mengembangkan usahanya dan bermanfaat bagi banyak pihak.