Brilio.net - Kecintaan Doni (58) pada presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, membuat dia mendirikan sebuah toko sederhana di Jalan Sahardjo, Jakarta Selatan sejak 1973 silam. Bangunan semi permanen yang kini masih terbuat dari tripleks itu dia sebut sebagai toko.

Dari toko kusam inilah pria paruh baya itu menggantungkan hidupnya. Tapi siapa sangka, berkat keuletannya itu Doni bisa menyekolahkan enam putranya hingga lulus Sekolah Menengah Kejuruan.   

Kharisma Bung Karno membawa rezeki tersendiri bagi pria yang sehari-hari menggunakan baju berlambang sebuah partai politik ini. Hal inilah yang menjadi alasan bagi Doni mengapa memilih menjual segala macam foto dan poster yang bernuansa Bung Karno. Doni memang sangat mengidolakan Bung Karno sejak kecil.

Tak heran jika di toko sederhananya itu, hampir semua foto dan poster yang digantung didominasi gambar-gambar Bung Karno dalam berbagai pose. "Saya berjualan sebenarnya sudah dari tahun 1973. Tapi baru bangkit lagi sekitar 16 tahun lalu, karena sering dapat ancaman dan penggusuran," ujarnya ketika ditemui brilio.net, Selasa (23/2).

Menurut Doni, gambar-gambar Bung Karno itu dia dapat dari hasil pencarian ke berbagai daerah. Tak jarang dia mendapatkan foto Bung Karno dalam ukuran kecil. Kemudian dia perbesar hingga ukuran poster. Biasanya Doni menjual dagangannya Rp 200 ribu sampai Rp 850 ribu sesuai ukuran.

Kisah Doni, 16 tahun jualan foto Bung Karno bisa sekolahkan 6 anaknya

Tak jarang, pejabat daerah dan kader-kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengagumi sosok Bung Karno turut membeli foto-foto Sang Proklamator itu di toko miliknya. Doni juga sering diajak putri Bung Karno, Megawati Soekarno Putri yang notabene Ketua Umum PDIP ketika partai berlambang banteng moncong putih itu menggelar perhelatan. Bahkan dia sering diberikan stand gratis.

"Saya selalu diundang di acara-acara PDIP dan kebanyakan keuntungan saya didapat dari sana. Kalau mengharapkan seperti ini saja mah, susah. Kadang sebulan bisa nggak ada pembeli sama sekali. Kadang juga anggota dewan tiap bulan suka datang ke sini," ujarnya.

BACA JUGA NANTI:
3 Pekerjaan nonformal ini bakal sering kamu temui di Jakarta
Mbah Winoto, sekretaris pribadi Presiden Soekarno yang terlupakan

Doni merasa gambar-gambar Bung Karno itu sudah menjadi perantara dari rezeki yang diberikan Tuhan. Seringkali dia terdesak untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti membayar kontrakan rumah atau memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya. Tapi dalam kondisi seperti itu, terkadang ada saja yang membeli poster atau foto Bung Karno. Inilah yang membuat dia masih bertahan sampai sekarang. Mencintai Bung Karno dan konsisten dalam pekerjaannya.

"Saya berharap ada kader partai yang berbaik hati membuatkan saya toko yang layak untuk menjual foto Bung Karno. Karena tempat kayak gini sangat tidak layak untuk menyimpan foto proklamator Indonesia," harapnya.

Ya, itulah harapan sederhana Doni. Selain mendapat perhatian dari kader-kader PDIP yang membeli barang dagangannya, dia berharap ada kader PDIP yang memberikan dia tempat yang layak untuk menjual foto-foto sang pendiri bangsa itu.

Tetap semangat ya Pak Doni. Semoga selalu diberi kesehatan dan dilapangkan rezekinya.