Brilio.net - Ada beragam alasan orang merantau ke luar daerah. Salah satunya adalah ingin memiliki kehidupan yang lebih baik. Seperti Candra Riyadi, (21), asal Medan, Sumatera Utara merantau ke Batam guna mencari nafkah dan menghidupi dirinya. Candra bekerja di sebuah perusahaan elektronik ini telah 3 tahun di Batam. Baginya, Batam adalah salah satu kota yang seperti bukan bagian dari Indonesia.

"Di Batam itu sebenarnya enak, tapi apa-apa mahal. Makan mahal, beli keperluan mahal. Padahal ekonomi pas-pasan. Batam seperti bukan bagian Indonesia," cerita Candra kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa ke 0-800-1-555-999, Selasa (1/3).

Lelaki asal Medan ini punya keinginan bertemu Presiden Joko Widodo. Dia ingin menyampaikan dan meminta agar Presiden Jokowi sering-sering mengunjungi Batam dan menangani Batam, agar Batam menjadi kota yang tidak seperti saat ini.

"Batam seperti bukan Indonesia. Apa Batam sekarang dikuasai Singapura, ya? Saya ingin bertemu Jokowi dan menanyakan hal itu," ujarnya.

Menurut Candra selain harga-harga di Batam mahal, penggunaan uanganya pun sebagian sudah memakai mata uang dolar Singapura.

"Bayar parkir kendaraan saja menggunakan uang dolar Singapura," tambahnya.

Kerja di Batam, meskipun bisa untuk menyambung hidup, tapi tak cukup untuk ditabung. Faktanya, gaji buruh sebesar Rp 2.700,000,- per bulan masih kalah dengan penghasilan tukang parkir sebulan. Lelaki yang bekerja sebagai operator ini mengaku masih kesulitan untuk bertahan hidup, namun ia besyukur telah mendapat pekerjaan, sementara ia tahu banyak sekali pengangguran di Batam.

Selain masalah ekonomi, Candra juga mengeluhkan masalah pengiriman barang.  Menurut dia akses dari dalam ke luar Batam pun sulit. Candra kesulitan saat ingin mengirim sesuatu ke kampung halamannya di Medan, karena kendala bea cukai.

Selain dua masalah di atas, masalah pun merembet ke masalah asmara. Candra yang pernah dikhianati kekasihnya ini mengaku kesulitan mendapatkan pasangan hidup di Batam.

"Kalau di Batam seperti ini terus, saya mau ke Singapura. Kerja di sana ikut di warung-warung. Lumayan per harinya bisa dapat Rp 500.000,-. Jarak Batam ke Singapura pun juga cuma 30 menit naik kapal laut," jelasnya.

"Saya bercerita ini agar semoga Pak Jokowi ke Batam dan melihat kondisi buruh di sana," tambahnya lagi.

Cerita ini disampaikan oleh Candra melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!