Brilio.net - Masih banyak desa terpencil yang belum dialiri listrik membuat Herman Sujarwo(60) terus memutar otak. Setelah melalui berbagai uji coba, ia akhirnya berhasil menemukan alat yang bisa mengubah gas dari arang menjadi energi untuk diubah lagi menjadi listrik. Ia menyebutnya alat gasifikasi. Penelitian Herman dilakukan sudah sejak 1987.

"Kita lakukan ujicoba sejak setahun terakhir di dusun Satak Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah. Awalnya saya kaget, kok daerah ini dekat sama Pontianak, ya kira-kira 4 jamlah, tapi ada kampung yang tak ada listriknya. Akhirnya bersama sejumlah lembaga saya inisiasi membangun alat gasifikasi ini," ujarnya.

Berkat alat yang dibuat, saat ini sudah ada 50 rumah yang teraliri listrik. Daya listrik yang dibagikan memang masih relatif kecil, rata-rata 10-25 watt/rumah. Hal ini diakibatkan baru ada dua alat generator sebagai pembangkit yang menggunakan arang yang menghasilkan gas sebagai bahan bakarnya.

 

Herman menunjukkan alat pembangkit listrik sederhana dari arang

arang © 2016 brilio.net

 

"Kedepan jika warga memasukkannya ke dana desa, maka bisa saja mereka mendapatkan 200-500 watt/rumah. Karena generatornya bisa lebih besar. Dan untuk saat ini warga sudah sangat senang karena 71 tahun Indonesia merdeka, dusun mereka baru terang," katanya.

Listrik yang dialirkan kata Herman cuma bisa untuk 5 jam saja, yakni sejak pukul 18.00-23.00 WIB. Kini ia dan sejumlah lembaga pendamping seperti yayasan Dian Desa dan Dian Tama juga membantu warga untuk membuat arang yang layak dan tepat.

"Mereka tidak hanya dilatih untuk mengaliri listrik, tapi juga sumber dayanya yakni arang. Arang itu bisa dari kayu leban/kayu bakar. Tingkat pengarangan juga harus sempurna, makanya warga juga dilatih," katanya.

Ia berharap, kedepan masyarakat di setiap desa di Kalbar bisa menikmati aliran listrik. Apalagi total pembuatan listrik dengan sistem gasifikasi arang ini terbilang tidak mahal, berkisar Rp 6-10 juta.