Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tadjudin Nur Effendi, baru-baru ini menyoroti janji yang diucapkan oleh pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka mengenai penciptaan 19 juta lapangan kerja barubaru.

Dalam pandangannya, janji tersebut perlu ditagih mengingat banyaknya seruan di media sosial untuk mencari pekerjaan di luar negeri. Tagar #KaburAjaDulu pun menggema sebagai bentuk skeptisisme masyarakat terhadap kondisi sosial dan ekonomi di Indonesia.

"Janji peluang kerja sebanyak 19 juta saat kampanye, mana buktinya? Ini menunjukkan respon anak-anak muda kita terhadap situasi yang tidak jelas. Mereka merasa tidak ada kepastian untuk masa depan," ucapnya Senin (10/2).

Menurutnya, kampanye #KaburAjaDulu tidak berarti bahwa generasi muda Indonesia mengabaikan nasionalisme. Ia menambahkan bahwa generasi milenial saat ini lebih realistis, terutama di tengah derasnya informasi yang beredar di dunia maya.

"Itu yang mereka baca, sehingga muncullah tagar tersebut. Kabur bukan berarti tidak cinta Indonesia," ujarnya.

"Mereka berharap, jika situasi politik dan ekonomi membaik, mereka bisa kembali lagi," tambahnya.

Janji Gibran untuk menciptakan lapangan kerja

Janji untuk menciptakan 19 juta lapangan kerja baru ini pertama kali diungkapkan oleh Gibran Rakabuming Raka saat berkampanye sebagai calon wakil presiden. Gibran berpendapat bahwa dengan mendorong agenda hilirisasi, transisi energi menuju energi hijau, serta pengembangan ekonomi kreatif untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka 19 juta lapangan kerja dapat tercipta.

Gibran juga menekankan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah, seperti cadangan nikel terbesar di dunia dan timah terbesar kedua. Oleh karena itu, hilirisasi harus terus dilakukan dan diperluas.

"Tidak hanya hilirisasi di sektor tambang, tetapi juga di pertanian, maritim, dan digital. Kita harus mengurangi pengiriman barang mentah dan beralih ke energi hijau," ungkapnya saat debat cawapres kedua pada Minggu (21/1/2024).

Ia juga menambahkan bahwa potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangat besar, dengan kapasitas mencapai 3.600 MW dari energi surya, angin, dan bioethanol.

Gibran mendorong kerja sama pentahelix dan menekankan pentingnya hilirisasi, pemerataan pembangunan, serta transisi energi menuju ekonomi hijau dan ekonomi kreatif UMKM.

"Ada potensi 19 juta lapangan kerja untuk generasi muda dan kaum perempuan, termasuk 5 juta lapangan kerja dari green job. Peluang kerja di bidang kelestarian lingkungan akan menjadi tren masa kini dan masa depan," tutupnya.