Brilio.net - Kegaduhan politik terkait ucapan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama soal 'Al Maidah ayat 51' sepertinya belum berakhir. Kendati Ahok,  sudah meminta maaf prokontra masih saja terjadi. Salah satu pihak yang membela Ahok adalah politisi Partai Golkar, Nusron Wahid.

Pernyataan Nusron yang membela Ahok tersebut tak urung juga mengundang polemik. Ustaz Yusuf Mansur,  dalam postingannya di Instagram secara tersirat menyatakan penyesalan terhadap pembelaan Nusron terhadap Ahok.

Yusuf Mansur, mengunggah Nusron Wahid dan menuliskan caption yang cukup panjang seperti yang dikutip brilio.net dari akun Instagram Yusuf Mansur.

"Saya dan kita semua, berdoa, dan doakan Pak Haji Nusron. Spy tdk amarah. Apalagi sampe penuh amarah. Tdk arogan. Menghargai ulama, menghargai para guru, yang dari para gurunyalah Nusron bs baca Ayat Suci. Kalau bukan dari para guru dan para ulama, yang terus bersambung kepada Rasul, darimana beliau dan kita semua bisa tau baca dan paham makna ayat demi ayat?" Tulisnya dalam akun @yusufmansurnew

yusuf dan nusron © 2016 brilio.net



"Satu hal. Nusron sahabat kita. Sama2 ummat Nabi. Adalah salah kalau kita yang malah saling berperang. Adalah salah kalau kita yang malah saling menyerang. Semoga tidak perlu lagi di antara kita saling menyerang sendiri. Jangan ampe salah milih musuh."

Unggahan tersebut diketahui merupakan efek dari perseteruan panas terkait kasus Ahok dan Surat Al-Maidah 51. Pernyataan Nusron, dalam tayangan di salah satu stasiun televisi swasta tersebut diketahui melakukan pembelaan kepada Ahok. Padahal Majelis Ulama Indonesia secara resmi telah menyatakan bahwa Ahok telah menghina Islam.

"Jadi, saling meluruskan, boleh. Saling menasihati boleh. Tapi jadi saling bertikai, meledek, merendahkan, tidak menganggap, satu sama lain, maka itu yg ga boleh. Hrs krn Allah semua. Dan yang terpenting, saling doa. Jangan biarkan justru kita yang saling berantem.
Saya pribadi, banyak2 minta didoakan. Bertambah lagi pelajaran u saya anak bawang ini. Untuk menghargai orang2 tua, utamanya para guru dan ulama. Tidak meninggikan suara di hadapan ulama. Apalagi disaksikan jutaan orang. Yg kelak akan jadi value tersendiri. Value yg ngeri kalau jd standar anak2 muda. Oh boleh ya? Melotot dan ngomelin ulama?
Ngeri sekali." Tulis Yusuf Mansur lebih lanjut.

"Jangan sampe saya malah menghina dan merendahkan ulama, tanpa batas. Semua ulama jadinya. Dan itu berarti, ulama terdahulu, sampe ulama akhir zaman. Sedang, satu ulama saja, "beracun dagingnya". Maksudnya gmn? Jika kita ga suka, apalagi sampe merendahkan, membenci, ribut, sama ulama, maka kitalah yang terbunuh. Kitalah yang sakit. Kitalah yang hancur. Kualat kalo bahasa gampangnya mah. Ini pelajaran tambahan lagi buat saya setelah liat rekaman ILC. Selain jd ladang amal u berdoa, mendoakan, dan minta didoakan.

Terus terang, saya nangis. Yaa Allah, selamatkan ummatnya Nabi ini. Apalagi ini Bulan Suci. Yaaa Allah, tolong lah kami. Hilangkan semua penyebab kami menjadi gaduh ini." Tutupnya.