Brilio.net - Cerita rakyat masyarakat Sunda, Sangkuriang memang selalu menarik untuk disimak. Kisah inilah yang akan dipentaskan kelompok paduan suara Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Rascacielos Choir (Rascho) pada 22 Oktober mendatang di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta mulai pukul 20.00 WIB.

Setelah sukses menggelar konser bertajuk La Voz de La Noche–Voice Of The Night tahun lalu, pementasan Sangkuriang ini menjadi kegiatan yang menantang. Bukan hanya bagi pelatih tetapi juga anggotanya. Maklum, pementasan ini akan dikemas dalam bentuk libretto, perpaduan antara seni peran, seni musik, dan seni tari yang disajikan dengan dialog yang dinyanyikan.

Libretto Sangkuriang  © 2016 brilio.net


Drama musikal karya sastrawan ternama Indonesia Utuy Tatang Sontani ini ditampilkan dalam rangka memeringati 10 tahun Rascho. Dalam pementasan besutan sutradara Abdul Aziz Wahyudi dengan menggandeng Dessy Sophianti sebagai music director ini melibatkan para pemain yang diseleksi dari seluruh alumni dan mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia. Zaya Fadhlillah akan menjadi pemeran utama memainkan tokoh Sangkuriang dan Dayang Sumbi diperankan Rencyta Trias Putri.

Libretto ini sengaja mengambil kisah fenomenal Gunung Tangkuban Perahu. Di mana dikisahkan seorang pemuda bernama Sangkuriang membuat sebuah perahu dan membendung telaga untuk memenuhi permintaan gadis pujaannya, yang sebenarnya adalah ibunya sendiri. Sang ibu yang menyayangi anaknya, tidak terang-terangan menolak pinangan anak kandungnya tersebut dan berniat menggagalkannya.

Kisah ini tak pernah lekang dimakan waktu dan selalu hidup di masyarakat Sunda. Apalagi, sebagian warga Parahyangan percaya, Gunung Tangkuban Perahu adalah sebuah manifesto dari legenda Sangkuriang.