Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa keputusan mengenai libur sekolah selama Ramadhantelah disepakati. Saat ini, kita hanya perlu menunggu Surat Edaran (SE) bersama dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.

"Kami sudah membahas hal ini dalam rapat lintas kementerian, dan pengumuman resmi akan dilakukan setelah SE tersebut keluar. Semoga ini bisa segera terwujud," ungkap Mendikdasmen Abdul Mu'ti saat ditemui di Jakarta.

Dia menegaskan bahwa sudah ada kesepakatan antara ketiga kementerian mengenai libur sekolah saat Ramadhan, dan publik hanya perlu menunggu pengumuman resmi.

"Kami sudah mendiskusikan berbagai usulan dari masyarakat terkait libur sekolah. Beberapa di antaranya adalah libur penuh selama Ramadhan, di mana anak-anak akan terlibat dalam kegiatan keagamaan di masyarakat," jelasnya.

Usulan lainnya adalah sistem paro-paro, di mana sekolah libur pada awal Ramadhan dan kembali bersekolah setelah beberapa hari. Ada juga usulan untuk tidak memberikan libur sama sekali selama Ramadhan. Semua usulan ini akan dipertimbangkan dalam rapat lintas kementerian.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyarankan agar libur Ramadhan digunakan untuk membina budi pekerti masyarakat. "Generasi saat ini terhubung dengan teknologi, sehingga penting untuk membina budi pekerti agar mereka tidak tercerabut dari nilai-nilai agama," katanya.

Anggota Komisi X DPR RI, Habib Syarief Muhammad Alaydus, juga memberikan tanggapan positif terhadap wacana libur sebulan penuh selama Ramadhan. Dia menekankan pentingnya diskusi antara Kementerian Agama dan Kemendikdasmen agar rencana ini dapat terlaksana dengan baik.

"Libur selama Ramadhan sangat baik untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk fokus beribadah dan belajar agama. Namun, rencana ini perlu dirumuskan dengan jelas agar tidak ada kebingungan di kalangan sekolah dan orang tua," tambahnya.

Hingga saat ini, belum ada format yang jelas mengenai libur selama Ramadhan, dan banyak pertanyaan yang perlu dijawab agar semua pihak tidak bingung. Jika kegiatan selama Ramadhan diserahkan sepenuhnya kepada orang tua, mereka akan kesulitan mengatur waktu, terutama jika kedua orang tua bekerja.

"Anak-anak yang hanya tinggal di rumah selama liburan Ramadhan bisa cepat merasa bosan. Oleh karena itu, penting untuk segera merumuskan kegiatan yang akan dilakukan selama Ramadhan di sekolah dan madrasah," tutup Habib Syarief.