Peluang bagi Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) untuk bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kini semakin terbuka lebar. Terutama setelah Kaesang Pangarep, yang merupakan Ketua Umum PSI, mengungkapkan rencana untuk mengganti nama partai menjadi PSI Perorangan. Nama baru ini mencerminkan konsep Partai Super Terbuka yang pernah digagas oleh Jokowi sendiri.

Menurut Direktur Eks Trias Politika, spekulasi mengenai Jokowi bergabung dengan PSI masih sangat mungkin terjadi. Hal ini mengingat PSI berusaha untuk meneruskan ide-ide politik yang diusung oleh Jokowi.

"Kemungkinan Jokowi bergabung dengan PSI itu ada. Sejak awal, konsep Partai Super Terbuka diambil oleh PSI, dan Jokowi tampaknya merasa nyaman dengan itu," ujarnya saat dihubungi.

Namun, ia juga menambahkan bahwa ada kemungkinan Jokowi memilih untuk tidak berpartai. Meski begitu, kemungkinan tersebut dianggap kecil. Agung, analis politik, mengatakan bahwa Jokowi saat ini masih berusaha untuk mempertahankan warisannya. "Beliau ingin legacy-nya memiliki nafas yang panjang, seperti SBY dan Megawati," tambahnya.

Untuk mencapai hal itu, Jokowi perlu memiliki kendaraan politik yang kuat agar warisannya dapat terus dipertahankan. "Agar legacy-nya bertahan, dia harus memiliki partai. Jika hanya atas nama perorangan, warisannya akan memudar. Sepertinya Jokowi tidak ingin hal itu terjadi," tutup Agung.

Respons Golkar Terhadap Isu Jokowi Bergabung ke PSI

Menanggapi isu ini, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, percaya bahwa jika Jokowi benar-benar bergabung dengan PSI, keputusan tersebut pasti sudah melalui pertimbangan politik yang matang. "Kami yakin Pak Jokowi punya hitungan politik sebelum menentukan pilihannya," ungkapnya saat dikonfirmasi.

Meskipun Sarmuji yakin bahwa langkah tersebut merupakan keputusan yang sudah dipikirkan dengan cermat, ia mengaku belum mengetahui secara pasti apakah Jokowi akan bergabung dengan PSI dalam waktu dekat. "Wah, saya enggak tahu apakah Pak Jokowi akan bergabung dengan PSI atau tidak," tambahnya.

Respons Kaesang Pangarep

PSI sendiri akan menggelar kongres pada akhir bulan Mei 2025, di mana salah satu agenda pentingnya adalah pemilihan Ketua Umum dan penyusunan struktur partai. Ketum PSI, Kaesang Pangarep, tidak memberikan jawaban jelas mengenai apakah ayahnya, Jokowi, akan masuk dalam struktur PSI.

"Saya udah dijemput yuk," jawab Kaesang sambil menghindari pertanyaan wartawan di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta.

Kaesang juga enggan merespons apakah dirinya akan kembali diangkat untuk mengisi posisi pucuk PSI.