Brilio.net - Sejumlah bencana alam terjadi sepanjang November hingga Desember 2020. Kondisi ini membuat pemerintah kota atau kabupaten di sejumlah wilayah di Indonesia menetapkan status tanggap darurat bencana.

Situasi ini membuat operator selular Indosat Ooredoo mengoperasikan mobil klinik di beberapa daerah di Indonesia yang dilanda bencana. Segera setelah pemerintah daerah setempat mengeluarkan status tanggap darurat bencana, mobil klinik langsung diterjunkan untuk memberikan layanan yang dibutuhkan bagi mereka yang terpaksa harus tinggal di tempat pengungsian.   

Sejumlah layanan yang dilakukan di antaranya pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis, menyalurkan paket bantuan makanan tambahan, alat kebersihan, dan layanan telekomunikasi kepada masyarakat terdampak bencana di seluruh Indonesia seperti korban bencana banjir di Aceh Utara, Batanghari, Tebing Tinggi, Lebak, Asahan, dan Batubara.

Selain bencana hidrometeorologi, terdapat juga sejumlah bencana alam akibat erupsi seperti Gunung Semeru di Lumajang, Gunung Ili Lewotok di Lembata, dan Gunung Merapi di Klaten serta Magelang.

“Kami sangat prihatin kepada masyarakat Indonesia yang terdampak bencana di beberapa daerah, terlebih masih dalam situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang. Bantuan yang disalurkan melalui Mobil Klinik Indosat Ooredoo, kami harapkan dapat sedikit meringankan derita yang dirasakan sambil terus berdoa keadaan akan semakin membaik,” ujar President Director & CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama dalam keterangan pers, Senin (21/12/2020).

Indosat Siaga Bencana © 2020 brilio.net

Rencananya Mobil Klinik Indosat Ooredoo akan terus disiagakan agar bisa langsung diterjunkan membantu pemerintah daerah setempat melakukan kegiatan tanggap darurat bencana sampai dengan masa transisi menuju pemulihan paska bencana.

Sepanjang tahun 2020, program CSR di pilar Pengembangan Komunitas ini telah memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan serta mendistribusikan paket bantuan darurat kepada lebih dari 12 ribu warga yang membutuhkan di lokasi pengungsian.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk lebih waspada atas potensi bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi mulai akhir November hingga Februari mendatang. Sampai 11 Desember 2020, bencana hidrometeorologi yang terdiri dari bencana banjir, angin puting beliung, tanah longsor, dan kekeringan mencapai 1.015 kejadian. Belum lagi ancaman bencana erupsi gunung api yang saat ini mengalami peningkatan aktivitas, seperti Gunung Merapi, Ile Lewotolok, dan Semeru.