Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, baru-baru ini menanggapi isu mengenai adanya 'matahari kembar' dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini mencuat setelah beberapa menteri kabinet bertemu dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, di Solo. Hasan menegaskan bahwa pertemuan tersebut adalah murni silaturahmi.

"Silaturahmi-silaturahmi Lebaran jangan dibumbui tafsiran politik. Kita masih dalam suasana lebaran dan merajut kembali hubungan-hubungan persaudaraan," ujar Hasan kepada Liputan6.com pada Senin (14/4). 

Dia juga menambahkan bahwa Prabowo tidak mempermasalahkan jika para menterinya bersilaturahmi dengan mantan presiden, termasuk Jokowi. "Kenapa (Presiden) harus ada masalah? Kan silaturahmi Lebaran," tambahnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengingatkan agar tidak ada 'matahari kembar' dalam pemerintahan Prabowo Subianto. Peringatan ini disampaikan sebagai tanggapan atas kunjungan para menteri ke Jokowi di Solo.

Beberapa Menteri Datangi Jokowi

Beberapa menteri yang mendatangi Jokowi adalah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada 8 April 2025, diikuti Menko Pangan Zulkifli Hasan keesokan harinya. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, serta Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang juga menemui Jokowi.

Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan agar tak ada matahari kembar di dalam pemerintahan Prabowo Subianto. Peringatan ini disampaikannya menanggapi kunjungan para menteri kabinet Presiden Prabowo Subianto ke Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Solo.

"Silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar," tegasnya. 

Meskipun demikian, dia percaya bahwa Prabowo tidak akan tersinggung dengan pertemuan tersebut. "Bagaimanapun presiden kita Pak Prabowo, dan dia sudah menunjukkan komitmennya," ujarnya.

"Jangan sampai ada matahari kembar. Satu matahari saja sudah berat, apalagi kalau dua," jelasnya.