Brilio.net - Dunia tengah berduka atas kepergian pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, yang tutup usia dalam damai. Paus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio itu meninggal di usia 88 tahun setelah mengalami pneumonia ganda.

Kepergiannya meninggalkan jejak kuat dalam sejarah gereja, terutama karena gaya hidupnya yang penuh kesederhanaan. Terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013, sosok asal Argentina ini dikenal dekat dengan kaum miskin dan menjauh dari kemewahan Vatikan.

Penunjukannya saat itu bahkan dianggap mengejutkan, sebab ia berasal dari luar struktur inti kekuasaan di Vatikan. Justru kesederhanaannya itulah yang menginspirasi banyak umat dan pemimpin dunia selama masa kepemimpinannya.

potret foto jenazah Paus Fransiskus © berbagai sumber

Instagram/@franciscus

Menjelang akhir hayat, Paus Fransiskus menyampaikan permintaan pribadi yang menyentuh banyak hati. Ia hanya ingin dimakamkan menggunakan peti kayu biasa, bukan peti berlapis seperti tradisi pemakaman paus sebelumnya.

Menurut laporan situs resmi Vatikan pada November 2024, tradisi tiga lapis peti yang selama ini digunakan akan ditinggalkan demi menghormati permintaan Paus Fransiskus. Biasanya peti jenazah para paus terdiri dari kayu cemara, dilapisi timah, dan dibungkus kembali dengan peti ek.

Tidak hanya itu, prosesi pemakaman pun dibuat lebih sederhana dari biasanya. Jenazah tidak diletakkan di atas panggung tinggi atau catafalque di Basilika Santo Petrus seperti pendahulunya.

Vatikan juga membolehkan umat untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Jenazah diletakkan di dalam peti terbuka, memberikan kesempatan bagi para peziarah untuk melihat wajah pemimpin rohani mereka untuk terakhir kalinya.

Sebagai bagian dari momen penghormatan tersebut, Vatikan merilis foto dan video resmi yang memperlihatkan jenazah Paus Fransiskus dalam kondisi peti terbuka. Potret tersebut menjadi dokumentasi pertama yang disebarkan ke publik sejak pengumuman wafatnya sang Bapa Suci pada Senin (21/4) waktu setempat.

potret foto jenazah Paus Fransiskus © berbagai sumber

YouTube/Liputan6

Dalam foto itu, seperti dilansir brilio.net dari Liputan6.com, Selasa (22/4), Jenazah Paus Fransiskus mengenakan jubah liturgi merah lengkap dengan mitra uskup di kepalanya. Sebuah rosario terselip tenang di antara kedua tangannya yang terlipat.

Momen tersebut diabadikan di kapel pribadi Domus Santa Marta, tempat tinggal Paus selama masa jabatannya. Di sanalah beliau menghembuskan napas terakhirnya pada Senin pagi.

Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, terlihat berdiri di sisi jenazah sambil memanjatkan doa. Prosesi ini menjadi bagian dari ritual penting sebagai konfirmasi resmi wafatnya sang pemimpin umat Katolik.

potret foto jenazah Paus Fransiskus © berbagai sumber

YouTube/Liputan6

Tradisi penyegelan kediaman resmi Paus telah dilakukan, menandai dimulainya masa berkabung. Masa berkabung atau Novendialis akan berlangsung selama sembilan hari penuh.

Sesuai ketentuan, Paus Fransiskus akan dimakamkan antara hari keempat dan keenam setelah wafat. Rangkaian ini akan dilakukan secara tertib dan menyeluruh, sesuai tradisi panjang gereja.

Vatikan telah mengumumkan jadwal pemakaman resmi yang akan digelar pada Sabtu, 26 April 2025. Upacara dijadwalkan berlangsung pukul 10.00 waktu setempat di Lapangan Santo Petrus, pusat spiritual umat Katolik dunia.

potret foto jenazah Paus Fransiskus © berbagai sumber

YouTube/Liputan6

Setelah upacara diadakan di hadapan para umat dan pemimpin dunia, peti jenazah akan dibawa masuk ke Basilika Santo Petrus. Prosesi selanjutnya akan diteruskan menuju Basilika Santa Maria Maggiore di Roma sebagai tempat peristirahatan terakhir.