Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menunjukkan optimisme yang tinggi mengenai pertumbuhan minat anak muda dalam sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang tengah gencar mencetak sawah baru seluas tiga juta hektare. Saat ini, terdapat sekitar 27 ribu anak muda yang terjun ke dunia pertanian dengan pendapatan yang menggiurkan, mencapai antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per bulan.
Amran menjelaskan bahwa generasi milenial dan Gen Z mulai menunjukkan ketertarikan yang signifikan terhadap pertanian, terutama dengan adanya teknologi modern yang diintegrasikan ke dalam praktik pertanian. Pemerintah pun memberikan dukungan melalui fasilitas dan alat pertanian yang diberikan secara hibah, sehingga para petani muda dapat berproduksi dengan lebih efisien.
"Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Merauke, Kalimantan, dan Aceh, dengan pendapatan rata-rata Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. Kami memberikan fasilitas dan alat pertanian hibah untuk mereka. Dan ini Insya-Allah akan berkelanjutan," ungkapnya dalam jumpa pers di Jakarta.
Amran optimis bahwa tren positif ini akan terus berlanjut, terutama dengan adanya program cetak sawah baru yang sedang digalakkan. Lahan yang akan dibangun ini akan berbasis teknologi tinggi dan dikembangkan dalam bentuk kluster, mirip dengan sistem pertanian negara maju seperti Amerika Serikat dan China. Model ini diharapkan dapat menarik lebih banyak generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian.
Namun, berdasarkan data dari Sensus Pertanian 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sebagian besar petani di Indonesia masih berasal dari kelompok usia yang lebih tua. Sekitar 70% petani berusia di atas 40 tahun, dengan Generasi X (lahir 1965-1980) mendominasi sebanyak 42,39%, diikuti oleh Baby Boomers (1946-1964) sebesar 27,61%. Sementara itu, partisipasi generasi muda masih tergolong rendah, dengan milenial (1981-1996) hanya mencakup 25,61% dan generasi Z (1997-2012) bahkan lebih kecil, yaitu 2,14%.
Brigade Pangan: Jurus Kementan Tarik Minat Generasi Muda Jadi Petani
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4789792/original/080640300_1711872019-WhatsApp_Image_2024-03-31_at_1.09.13_PM.jpeg)
foto: Dok. Kementerian Pertanian RI
Untuk meningkatkan minat generasi muda menjadi petani, Kementerian Pertanian (Kementan) telah merancang strategi yang dikenal dengan nama Brigade Pangan. Program ini diluncurkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada 20 November 2024, tak lama setelah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dimulai.
"Brigade Pangan akan menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional, dan terampil, dengan fokus pada usaha yang berorientasi bisnis dan menghasilkan pendapatan serta keuntungan," jelas Amran dalam pembukaan pelatihan bagi Brigade Pangan di Jakarta.
Menurut data Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan per April 2025, telah terbentuk 1.900 Brigade Pangan di 16 provinsi, dengan masing-masing brigade terdiri dari 15 orang petani, sehingga totalnya mencapai 28.500 orang.
Setiap Brigade Pangan dapat mengelola lahan pertanian seluas 200 hektare, termasuk lahan rawa yang dioptimalkan dan pencetakan sawah rakyat, serta mengintegrasikan pendekatan berbasis komunitas dengan teknologi canggih.
Kementan juga memberikan dukungan berupa alat dan mesin pertanian, pelatihan, serta akses ke benih unggul, pupuk, dan pestisida. "Program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan nasional tetapi juga menciptakan ekosistem agribisnis modern yang memberdayakan generasi muda," tambahnya.
Peluang Pekerjaan di Sektor Pertanian
Amran menekankan bahwa salah satu kunci sukses dalam peningkatan produksi pangan adalah pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan). Dengan menggunakan alsintan, proses pengolahan tanah, penanaman, hingga panen dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.
"Dalam situasi di mana tenaga kerja pertanian semakin berkurang, alsintan menjadi solusi untuk memastikan proses pertanian tetap berjalan lancar. Dengan penggunaan alsintan, pengelolaan lahan menjadi lebih terstruktur, termasuk optimalisasi lahan rawa dan pencetakan sawah rakyat," jelasnya.
Dengan adanya Brigade Pangan, Amran melihat peluang besar untuk meningkatkan produksi pangan, yang sejalan dengan target swasembada pangan yang dikejar pemerintah. "Dengan bantuan alsintan, Brigade Pangan dapat mencapai target swasembada pangan melalui percepatan olah tanah, tanam, dan panen secara serempak," tambahnya.
Kementan telah menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian sebanyak 2.347 unit, termasuk Traktor Roda 4 sebanyak 647 unit, TR2 sebanyak 1.391 unit, dan Crawler sebanyak 309 unit.
Recommended By Editor
- Kini fokus jadi petani, Narji bantah punya lahan 1000 hektar, ternyata ini faktanya
- Pria lulusan UGM ajak istri hidup slow living jadi petani di pelosok gunung Jepang, begini kisahnya
- Kini jadi petani tinggalkan dunia dangdut, 9 potret dapur mewah Novi Listiana di rumah beralas semen
- Sekarang bukan pakai orang-orangan sawah, ini cara ampuh mengusir burung pipit pakai 1 barang bekas
- Bocah polos pipi tembem, sukses jadi komedian, kini banting stir jadi petani, punya lahan 1.000 hektar
- 10 Potret dulu dan kini Novi Listiana, pedangdut yang viral hijrah dan jadi petani di lereng gunung
































