Brilio.net - Penangkapan Pegi Setiawan, DPO kasus pembunuhan keji yang menewaskan Vina dan kekasihnya, Eky menuai banyak pertanyaan. Termasuk menjadi pertanyaan besar bagi orang tua Pegi, Kartini. Ibunda Pegi ini yakin anaknya bukanlah pelaku pembunuhan Vina dan kekasihnya, Eky di fly over Talun, Cirebon pada 2016 silam.

Sehari setelah penangkapan Pegi, yakni Rabu (22/5), Kartini pun menemui anaknya untuk menjelaskan duduk perkara yang terjadi. Dalam kesempatan tersebut, Pegi bersumpah jika ia bukanlah pelaku pembunuhan. Kartini pun mengaku bingung karena sang anak tidak merasa melakukan perbuatan yang dituduhkan.

"Saat saya mau pulang saya bilang sabar nang ini ujian kamu. Saya sempat nanya kamu melakukan nggak? Nggak mah Demi Allah demi Rasulullah, saya itu niat mencari nafkah buat adik-adik saya ngapain saya ikut-ikutan kaya gitu," tutur Kartini seraya mengingat perbincangannya bersama anak sebelum pulang ke Cirebon, dilansir brilio.net dari liputan6.com, Jumat (24/5).

Sembari menahan sedih melihat sang anak kini diringkus pihak kepolisian, Kartini mengungkapkan jika sang anak sempat mengatakan kepadanya siap menanggung fitnah dari pelaku utama kasus pembunuhan sadis Vina dan kekasihnya, Eky. Dalam kesempatan tersebut, Pegi juga sempat menyampaikan permintaan maafnya kepada Kartini jika pertemuan itu menjadi pertemuan terakhir mereka.

curhatan ibunda pegi setiawan © YouTube

foto: YouTube/Liputan6

"Yaudah mah ini sih Pegi lagi dikasusin begini. Ini tuh setelah mamah pulang barangkali nggak ada umur minta maaf ke mamah dan bapak. Pegi biarin jadi tumbal orang penting, orang pejabat, Pegi kan nggak melakukan apa-apa, seandainya Pegi mati juga mati sahid," kata Pegi yang dituturkan oleh Kartini.

Sebagai ibu, Kartini sangat terpukul mendengar perkataan dari sang anak. Ia pun akan terus memberikan semangat kepada Pegi Setiawan untuk bertahan pada pendiriannya jika memang benar tak melakukan pembunuhan seperti yang dituduhkan pihak kepolisian.

"Hati saya sebagai ibu terenyuh, saya kemudian bilang jangan gitu nang Insya Allah gusti Allah Maha Tahu, nanti kamu akan bebas entah kapan yang penting sabar. Kalau iya tidak melakukan itu biar kamu dicecer suruh ngaku otomatis omongan kamu tetap bilang tidak walaupun sampai bonyok sampai mati," kata Kartini kepada Pegi.

Kartini menambahkan jika anaknya merupakan tulang punggung keluarga. Ia sudah bekerja sebagai buruh bangunan sejak lulus SD, setelah ditinggal sang ayah menikah dengan warga Bandung. Saat itu, Pegi pernah menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP. Namun lantaran keterbatasan biaya, Kartini hanya sanggup menyekolahkan anaknya ke sekolah terbuka.

"Mah, Pegi minta sekolah lagi SMP karena saya tidak punya uang jadi saya daftarkan Pegi ke sekolah terbuka. Itupun sekolah terbuka waktunya kalau ujian berangkat, setiap harinya kerja bangunan. Selalu dihubungi gurunya kalau mau ujian kasih tau," kata Kartini.