Brilio.net - Desa Pogung, Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo geger dengan kemunculan 'kerajaan' baru. Kelompok ini disebut Keraton Agung Sejagad. Dalam pimpinan keraton itu mengaku seseorang bernama Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya Dyah Gitarja.

Kerajaan itu mengklaim memiliki 425 orang pengikut. Oleh pengikutnya, Totok dipanggil dengan sebutan Sinuhun, sedangkan sang istri dipanggil Kanjeng Ratu.

"Keberadaan kami menunaikan janji 500 tahun dari runtuhnya Kerajaan Majapahit tahun 1518. Wilujengan Keraton Agung Sejagat ini adalah untuk menyambut kehadiran Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Jawa," kata Totok dalam keterangan pers di Keraton Agung Sejagad, Minggu (12/1), dikutip brilio.net dari merdeka.com, Selasa (14/1).

Dia mengklaim memiliki wilayah kekuasaan seluruh negara di dunia dengan dalih bahwa tatanan di dunia ini terbesar adalah kekaisaran dan terkecil berbentuk republik.

"Keraton Agung Sejagat memiliki alat-alat kelengkapan yang dibangun dan dibentuk di Eropa, memiliki parlemen dunia yaitu United Nation (UN). Keraton Agung Sejagat memiliki International Court of Justice dan Defense Council. Pentagon adalah Dewan Keamanan KAS, bukan milik Amerika," tambahnya.

Seorang warga Jumeri yang rumahnya bersebelahan mengaku sejak dulu tidak ada kelompok yang mengatasnamakan kerajaan di Pogung. Ia baru tahu jika ada yang mengaku kerajaan.

"Kami merasa sangat terganggu, karena kegiatan mereka itu tengah malam nyanyi-nyanyi sambil tepuk tangan jadi suaranya membuat warga terganggu," ungkap Jumeri.

Sudah ada dua orang warga desa yang menjadi pengikut kerajaan tersebut. Dari informasi bahwa sosok Totok Santosa Hadiningrat pernah melakukan modus serupa.

Pada tahun 2016-2017, dia membentuk organisasi bernama Jogja Development Committee (Jogja DEC) yang menjanjikan kepada anggotanya akan mendapatkan uang 100-200 dolar Amerika per bulan. Belakangan, banyak anggota Jogja DEC keluar, karena hanya mendapatkan janji kosong.

Di Kerajaan Keraton Agung Sejagat, Totok juga mewajibkan anggotanya membayar uang seragam Rp 3 juta. Selain itu, setiap ada kegiatan kerajaan, tiap anggota juga ditarik iuran, dengan iming-iming kelak akan mendapat gantinya, jika dana dari bank dunia cair. Disinyalir, pengikut kerajaan Totok berasal dari sebagian anggota Jogja DEC yang masih setia.

Wakapolres Purworejo, Kompol Andis Arfan Tofani mengaku belum ada laporan masyarakat terkait adanya keraton agung sejagad di wilayahnya. Namun, jika ada warga yang melapor keberadaan keraton meresahkan tetap diterima.

"Kami menindaklanjuti sesuatu berdasar laporan, namun jika ada keresahan, maka kami bertindak, kamtibmas harus diutamakan," kata Andis Arfan Tofani.

Kerajaan Agung Sejagad bikin resah  merdeka.com

foto: merdeka.com

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta munculnya Keraton Agung Sejagad di Desa Pogung, Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo harus disikapi dengan baik. Menurut dia, Pemkab dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait harus melakukan komunikasi, dan mengusut keberadaannya.

"Jadi tidak perlu resah, jika keberadaannya tidak membahayakan sekitar. Tapi bila sudah menyimpang tentunya kami minta untuk laporkan ke pihak kepolisian setempat," kata Ganjar Pranowo saat ditemui merdeka.com di kantornya, Senin (13/1).

Ganjar Pranowo menyebutkan, pendekatan komunikasi perlu dilakukan agar tidak timbul pertanyaan-pertanyaan di masyarakat terkait munculnya klaim tersebut. "Perlu ada komunikasi dan diskusi untuk mencari klarifikasi, agar pertanyaan-pertanyaan masyarakat dapat ditemukan jawabannya," ujarnya.