Brilio.net - Pada sidang kedua belas kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dijadwalkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab memberikan kesaksiannya mengenai ucapan-ucapan Ahok yang disebut melecehkan surat Al-Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.

Habib Rizieq mengaku kedatangannya sebagai saksi ahli karena diminta oleh MUI dan beberapa ahli agama untuk mengawal kasus yang sedang bergulir mengenai penistaan agama ini hingga tuntas.

"Ada korelasi dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh MUI agar saya menjadi saksi ahli di bidang agama dan saya pun bersedia," ujarnya dalam persidangan, Di Auditorium Kementan, Jakarta Selatan (28/2).

Dalam kesaksiannya itu, Habib yang datang pukul 08.20 WIB itu membeberkan sejumlah kesaksian runtutan perkataan Gubernur non-aktif tersebut. Lantas, apa saja yah yang dikatakan oleh Habib Rizieq?

- Pertama, saat itu Ahok mengatakan "Jadi jangan percaya sama orang" yang menurut Habib Rizieq, siapa pun yang mengatakan kalimat tersebut telah mengatakan kepada masyarakat bahwa jangan percaya kepada siapa pun termasuk surat Al-Maidah ayat 51 untuk tidak memilih non-muslim sebagai pemimpin.

- Kedua, “Nggak pilih saya”. Habib Rizieq mengatakan pernyataan ini memperjelas bahwa yang dikatakan Ahok beberapa waktu lalu itu mengenai pilkada yang tidak ada hubungannya dengan tujuan kunjungannya ke Kepulauan Seribu, yakni untuk program mengenai perikanan di Kepulauan Seribu.

- Ketiga, “Dibohongi pakai al-maidah 51” siapa yg dibohongi? Terkait ungkapan "Dibohongi surat Al-Maidah ayat 51", Habib Rizieq menyebut yang dibohongi dalam kasus ini adalah orang Islam yang hadir untuk mendengarkan pidato Ahok di Kepulauan Seribu.

"Yang kedua tentu maksudnya, berarti Al Maidah jadi alat kebohongan dan sumber kebohongan. Jadi terdakwa bilang Alquran jadi alat kebohongan," ujar Habib Rizieq lantang.

- Keempat, “Macam-macam itu”, Habib Rizieq mengatakan ungkapan "macam-macam itu" konotasinya bisa disampaikan kepada orang atau kepada Alqurannya. Macam-macam itu surat Al-Maidah 51, berarti ini pelecehan.

"Ungkapan 'Macam-macam itu' tidak etis karena kata itu berkonotasi negatif," ungkapnya.

Sementara itu, dalam ungkapan "Karena saya masuk neraka" semakin mempertegas bila maksud pidato Ahok adalah untuk kepentingan Pilkada.

"Sekaligus terdakwa melecehkan muslim yang tidak memilih agamanya. Kalau muslim takut masuk neraka karena melanggar akidahnya tidak pantas untuk dilecehkan," tegas pemimpin FPI itu.

Dalam pidatonya itu, Ahok juga menyebut "dibodohin". Habib Rizieq menambahkan, dalam ungkapan "Dibodohi pakai surat Al Maidah ayat 51" semakin mempertegas ucapan Ahok itu adalah suatu penistaan terhadap agama Islam.

"Tersangka bukan cuma bilang dibohongi tapi juga dibodohi. Ini makin mempertegas daripada penodaan yang disampaikan terdakwa," tuturnya.