Brilio.net - Fenomena astronomi yang terjadi di antariksa menjadi salah satu hal yang menakjubkan bagi umat manusia. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah gerhana bulan maupun gerhana matahari. Zaman dahulu, fenomena menakjubkan ini mempunyai makna yang bermacam-macam di setiap peradaban manusia. Contohnya, masyarakat Jawa meyakini gerhana bulan adalah tanda bulan sedang dimakan raksasa. Gerhana juga dimaknai sebagai tanda bahwa akan terjadi mala petaka.

Mundur jauh ke belakang, fenomena gerhana pernah terjadi di masa Nabi Muhammad SAW yang belum genap dua tahun bernama Ibrahim wafat. Kematian Ibrahim bersamaan dengan fenomena gerhana bulan. Kesamaan momen ini kemudian diyakini umat Nabi Muhammad SAW sebagai tanda bahwa bulan sedang menangis.

Dengan munculnya keyakinan tersebut dari masyarakat Arab ini, Nabi SAW pun menegaskan bahwa fenomena gerhana tidak ada hubungannya dengan anak nabi yang wafat. Tetapi hal tersebut merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.

Kini, gerhana dimaknai sebagai fenomena astronomi yang wajar terjadi karena pergerakan bumi. Bahkan, Nabi Muhammad pun memberi tuntunan bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah salat khusus bila terjadi gerhana.

Adapun salah satu gerhana bulan yang terjadi pada tahun ini terjadi pada esok hari, Rabu (17/6) dini hari. Dalam Islam untuk melaksanakan salat gerhana kita bisa menggunakan metode melihat langsung (rukyah) ataupun melalui penghitungan (hisab). Sedangkan bagi masyarakat umum, gerhana juga merupakan fenomena yang menarik. Banyak orang penasaran dengan penampakan bulan yang sedang terkena gerhana.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana bulan parsial atau gerhana bulan sebagian kali ini bisa terlihat di beberapa belahan dunia. Meliputi Asia, Samudra Hindia, sebagian besar Afrika, bagian timur Samudra Atlantik dan bagian tengah Eropa. Dengan begitu, gerhana kali ini dapat dilihat di semua wilayah Indonesia.

Gerhana bulan yang terjadi dini hari nanti ini merupakan gerhana bulan sebagian. Gerhana bulan sebagian dimulai pada pukul 03.01 WIB dan mengalami fase puncak pada pukul 04.30 WIB. Sedangkan gerhana sebagian berakhir pada pukul 06.00 WIB.

Nah, berikut ini brilio.net kumpulkan beberapa titik-titik terbaik melihat gerhana bulan sebagian yang terjadi pada Rabu (17/6), dikutip dari berbagai sumber pada (17/6).

1. Jakarta.

titik terbaik melihat gerhana parsial © 2019 brilio.net

foto: Instagram/@jakarta

Kali ini, Jakarta menjadi titik terbaik melihat gerhana bulan sebagian. "Di sebagian besar wilayah Indonesia bulan terbenam sebelum akhir gerhana. Puncak gerhana pukul 04.30 WIB menjelang subuh di Jakarta," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (16/7/2019).

Adapun durasi gerhana kali ini lebih dari empat jam. Hal tersebut disampaikan oleh Peneliti Pusat Sains Antariksa Lapan, Rorom Priyatikanto, kepada Liputan6.com. "Sedangkan untuk wilayah DKI Jakarta, durasi gerhana bulan sebagian akan berlangsung selama 4 jam 28 menit," kata Rorom.

2. Medan.

titik terbaik melihat gerhana parsial © 2019 brilio.net

foto: Instagram/@explormedann

Kota terbaik selanjutnya untuk melihat gerhana adalah Medan. Hal tersebut dikarenakan gerhana lebih terlihat di bagian barat Indonesia. Meskipun gerhana bulan sebagian bisa dilihat dengan kasat mata, dianjurkan untuk menyaksikan gerhana melalui teleskop ataupun kamera.

"Fenomena ini bisa dilihat dengan kasat mata, tetapi akan lebih baik jika menggunakan teleskop maupun kamera, selain itu dapat disaksikan di mana saja," lanjut Rorom. Rorom juga menyebutkan bahwa durasi gerhana di Medan selama 4 jam 45 menit, yakni pada pukul 01.43 WIB hingga pukul 06.29 WIB.

3. Makassar.

titik terbaik melihat gerhana parsial © 2019 brilio.net

foto: Instagram/@exploremakassar

Makassar, Sulawesi Selatan juga menjadi titik terbaik untuk menyaksikan momen gerhana di wilayah Indonesia bagian timur. Durasi waktu gerhana mencapai 3 jam 34 menit.

"Untuk Makassar, Sulawesi Selatan durasi gerhananya 3 jam 34 menit. Awal gerhana di wilayah ini mulai terjadi pada pukul 02.43 WIT, mulai gerhana parsial pukul 04.01 WIT, puncak gerhana sebagian pukul 05.30 WIT dan akhir gerhana pukul 06.18 WIT," kata Rorom Priyatikanto.