Brilio.net - Indonesia akan menjadi salah satu negara yang dapat menyaksikan Super Blue Blood Moon atau gerhana bulan merah darah. Fenomena langka tersebut akan terjadi pada hari Rabu, 31 Januari 2018, mulai pukul 18.48 hingga 22.11 WIB.

Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA menyebut fenomena gerhana bulan darah biru ini sebagai peristiwa yang langka. Pasalnya, fenomena ini terakhir terjadi pada 31 Maret 1866 atau 152 tahun silam.

Lalu bagaimana bisa terjadi gerhana bulan darah biru?

Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (30/1), lazimnya gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam garis lurus di bidang tata surya.

Namun menjadi sangat langka lantaran saat gerhana terjadi, bulan sedang berada dalam fase supermoon dan bluemoon.

bagaimana bisa terjadi gerhana bulan darah © 2018 nasa.gov

foto: nasa.gov


Supermoon merujuk pada kondisi bulan yang akan terlihat sangat besar karena berada di posisi paling dekat dengan bumi dalam orbitnya sehingga membuat bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari biasanya.

NASA mengatakan, jarak bulan akan berada sekitar 358.993 kilometer dari bumi. Padahal biasanya, bulan berada di jarak 384.400 kilometer dari bumi.

Sedangkan fase bluemoon adalah bulan purnama yang terjadi dua kali dalam satu bulan kalender.

Warna merah seperti darah terjadi karena bulan juga berada dalam bayang-bayang total (bayangan umbra bumi), beberapa cahaya dari matahari masih bisa menembus atmosfer bumi dan menyinari bulan yang kemudian menyebabkan bulan menjadi berwarna merah.

Selain di Indonesia, fenomena ini juga bisa disaksikan di daerah Amerika Utara, Samudera Pasifik, Siberia Timur, dan Asia.