Brilio.net - Gunung Semeru meletus pada Selasa dini hari, (1/12). Dilansir brilio.net dari Liputan6.com, sebelumnya Pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengumumkan penutupan sementara pendakian Gunung Semeru. Kabar ini dibagikan melalui unggahan Instagram pada Senin, (30/11).

Peristiwa ini juga mengakibatkan 550 warga mengungsi. Lokasi pengungsian tersebar di dua titik, yaitu pos pantau sebanyak 300 jiwa, sedangkan 250 orang lainnya di Desa Supiturang.

"Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum, dan masker," jelasnya, Selasa (1/12).

Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tersebut pun masih meluncurkan awan panas guguran.

Awan panas guguran tersebut memiliki jarak luncur hingga 2500 meter. Selain itu, aktivitas kegempaan Semeru teramati awan panas guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 20 mm dengan durasi 1.445 detik.

Gunung Semeru terus luncurkan awan panas © Merdeka.com

foto: merdeka.com

"Berdasarkan pengamatan pada Selasa pukul 00.00 sampai 06.00 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2.500 meter mengarah ke tenggara. Gempa guguran sebanyak 11 kali dengan amplitudo 7-20 mm dengan durasi 110-250 detik," ujar Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani, seperti dilansir dari Antara, Rabu (2/12).

Gempa tremor harmonik juga tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 1-2 mm selama 1798-2400 detik. Secara visual, Gunung Semeru terlihat jelas, namun gunung dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati.

Cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, selatan, dan barat daya dengan suhu udara 22-25 derajat celcius.

Nia juga mengatakan Gunung Semeru berada pada level II atau statusnya waspada. Ia pun meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.

"Masyarakat juga diminta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, Bupati Lumajang Thoriqul Haq telah meminta agar masyarakat juga mewaspadai saat hujan turun yang sewaktu-waktu bisa meluap akibat lahar panas Semeru yang memenuhi Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan.

"Saya mengimbau masyarakat yang ada di sekitar DAS lahar Semeru untuk waspada bila hujan turun karena dimungkinkan akan menjadi arus sungai dari lahar Semeru meluas ke permukiman," katanya.