Brilio.net - Farhat Abbas melaporkan Prabowo Subianto dan orang-orang terdekatnya terkait kasus Ratna Sarumpaet pada Oktober 2018. Ia melaporkannya ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri dengan nomor laporan LP/B/1237/X/2018/Bareskrim.

Adapun orang-orang yang dilaporkan oleh Farhat Abbas antara lain Fadli Zon, Arief Poyuono, Nanik S Deyang, Eggi Sudjana dan beberapa politikus lainnya.

Laporan ini berkaitan dengan sikap Prabowo cs atas kasus Ratna Sarumpaet. Saat kasus mencuat, Prabowo dan orang terdekatnya menggelar konferensi pers. Prabowo juga sempat menjenguk Ratna Sarumpaet.

Beberapa bulan berlalu, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya memanggil Farhat Abbas untuk diperiksa terkait laporannya terhadap Prabowo Subianto dan sejumlah politikus soal kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet. Farhat Abbas diperiksa sebagai saksi pelapor.

"Hari ini kita diminta klarifikasi kasus (pelaporan) Prabowo Subianto, kita yang melaporkan," ujar Farhat Abbas seperti dikutip brilio.net dari merdeka.com, Selasa (23/4).

Farhat Abbas menjelaskan bahwa polisi memeriksa empat orang saksi dari pihak pelapor. Namun Farhat Abbas tidak mengetahui apakah saksi tersebut memenuhi panggilan.

Farhat Abbas berharap polisi segera memanggil Prabowo setelah memeriksa saksi dari pihaknya. "Kita mau setelah kita, Prabowo dipanggil," ujarnya.

Sebelumnya Farhat Abbas sempat dimintai klarifikasi mengenai laporan ini. "Ini klarifikasi kedua karena Ratna sudah P21 dan proses sidang tinggal vonis. Mungkin ada bukti-bukti mengungkapkan bahwa itu terjadi sistematis dan direncanakan oleh orang-orang ini untuk kepentingan pribadi," papar Farhat Abbas.

Farhat Abbas ingin pihak yang menyebarkan hoaks juga dihukum seperti Ratna Sarumpaet. Farhat Abbas berharap Prabowo pun juga dihukum.

"Prabowo harus dihukum seperti Ratna Sarumpaet, baru orang mengerti itu kesalahan dari Prabowo," kata Farhat Abbas.

Farhat Abbas pun berharap Prabowo menggunakan hak kebebasan berbicara dengan sebaik-baiknya.

"Kalau misalnya nggak tanggung jawab termasuk kalau dia ngaku menang padahal dia nggak menang, termasuk dia ngaku Ratna Sarumpaet dianiaya, padahal tidak. Kalau dibiasakan, dilupakan, dia akan mengulangi. Tapi kalau diberi efek jera saya yakin tidak akan terjadi lagi kebohongan itu," imbuh Farhat.