Brilio.net - Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat Indonesia berdiam di rumah saja untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Efek dari pandemi dan PSBB ini membuat beberapa pengusaha kecil harus menanggung rugi.

Salah satu yang merasakan efek pandemi ini adalah para perajin gigi palsu. Mereka tak bisa buka seperti biasanya.

Ketika aturan PSBB di beberapa daerah sudah mulai dilonggarkan dan usaha sudah mulai boleh dibuka, perajin gigi palsu tetap tak bisa langsung menjalankan usahanya seperti biasa. Orang-orang masih takut untuk ke luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.

Salah satu perajin gigi palsu di Muntilan, Kabupaten Magelang, Oma Theresia, harus memutar otak agar bisa tetap bertahan di masa pandemi. "Waktu awal pandemi itu usaha gigi palsu bener-bener tutup sekitar dua bulan dan mulai mengandalkan tabungan biar hidup bisa jalan terus, apalagi Oma itu kan harus membiayai tiga cucu Oma yang tinggal di rumah Oma," ucap Oma Theresia ketika dihubungi brilio.net pada Rabu (11/11).

Setelah dua bulan kembali beroperasi, Oma Theresia memiliki harapan agar usahanya bisa normal seperti biasanya.

"Tapi nggak langsung ada pelanggan yang dateng. Pelanggan mungkin takut buat ke luar rumah, terus kan kalau mau buat gigi palsu harus ada interaksi sama Oma dan nggak bisa menerapkan aturan pemerintah buat jaga jarak itu," ucap Oma.

Situasi sulit memaksa Oma Theresia berpikir kreatif. "Nah karena nggak ada pelanggan sama sekali sampai beberapa minggu Oma jadi berpikir buat bikin inovasi yang nggak pernah Oma pikirin sebelum ada Covid ini. Oma mikir gimana ya kalau Oma bikin jasa pembuatan gigi palsu tapi nggak harus pelanggan yang datang ke tempat Oma, tapi biar Oma saja yang datang ke rumah pelanggan yang mau buat gigi palsu," lanjut dia.

Inovasi yang muncul ketika usaha gigi palsu dari Oma Theresia sepi ini ternyata diakui Oma Theresia cukup berhasil untuk mulai membangunkan usaha gigi palsu Oma Theresia yang sempat tertidur.

Oma Theresia mulai mendapat pelanggan yang mau membuat gigi palsu namun nggak mau ke luar rumah.

Dalam usia yang sudah nggak muda lagi, Oma Theresia akhirnya harus memulai usaha pembuatan gigi palsu secara berkeliling dengan bantuan cucunya.

Oma Theresia menerima panggilan pembuatan gigi palsu ke rumah dengan diantar salah satu cucunya. Momen ini sekaligus ajang belajar para cucunya agar kelak bisa meneruskan usahanya.

efek pandemi pada pengrajin gigi palsu Berbagai sumber

foto: brilio.net/Irsandy Dwi

"Inovasi Oma buat bikin jasa pembuatan gigi palsu datang ke rumah pelanggan ternyata cukup berhasil karena Oma mulai dapet beberapa orederan bikin gigi palsu di rumah. Terus selain inovasi Oma juga bersyukur lho, karena sekarang dua dari tiga cucu Oma yang tinggal bareng Oma mau belajar buat ngelola usaha gigi palsu Oma, jadi nantinya kalau Oma pensiun sudah ada yang lanjutin," ucap dia.

Usahanya ini akhirnya mulai memperlihatkan hasil. Pelanggan yang mau datang ke tempatnya kembali meningkat.

Bantuan dua cucunya menjadikan proses pembuatan gigi palsu semakin cepat. Sehingga, para pelanggan jadi senang.

"Kalau Oma itu prinsipnya bikin hasil yang paling bagus buat pelanggan biar pelanggan itu nggak ragu ngasih tahu ke temannya kalau kerjaan kita bagus jadi nanti kalau ada temennya yang mau bikin gigi palsu bisa dateng ke kita deh," tandasnya.

efek pandemi pada pengrajin gigi palsu Berbagai sumber

foto: brilio.net/Irsandy Dwi

"Bikin gigi palsu di sini itu enak mas, pengerjaanya cepet, rapi terus harga cukup terjangkau buat mahasiswa kayak saya gini. Oh ya, Oma ini juga orangnya ramah mas, dan selama masa pandemi gini dia merhatiin protokol kesehatan jadi nggak ada rasa takut gitu mas," ucap Lita salah satu pelanggan Oma Theresia.

Hal senada diungkapkan pelanggan lainnya, Haryanto. "Saya tuh senangnya bikin gigi palsu di sini itu karena saya hasilnya rapi mas, terus cepet. Jadi saya nggak kelamaan ompongnya mas," katanya.