Brilio.net - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengunjungi Banyuwangi selama dua hari dari Selasa (13/8) hingga Rabu (14/8) kemarin. Lawatan ini dalam rangka perhelatan Indonesia Channel 2019 yang digelar oleh Kemenlu.

Dalam event ini, 72 pemuda dari 40 negara peserta program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) akan hadir dan menampilkan beragam budaya nusantara yang telah mereka pelajari tiga bulan selama berada di Indonesia. Mereka unjuk diri dalam sebuah sendra budaya kolosal.

Usut punya usut, Menlu Retno ternyata menyempatkan diri menikmati kuliner Banyuwangi selama lawatannya. Dilansir dari Merdeka, Jumat (16/8) Menteri Luar Negeri perempuan pertama ini sangat menyukai hidangan yang ada. Bahkan, Menlu Retno memesan ikan bakar untuk dibawa pulang ke Jakarta.

"Ikannya segar, enak sekali. Bahkan, dibakar tanpa bumbu lengkap, pakai mentega saja, rasanya sudah nikmat. Enak," ujarnya.

MENLU_BANYUWANGI © 2019 brilio.net

foto: Merdeka.com

Tak hanya itu, wanita kelahiran 1962 ini juga menikmati sarapan khas Banyuwangi, sego cawuk pada Rabu (14/8). Hidangan ini adalah nasi yang diberi trancam dan kuah pindang dengan lauk pepes ikan. Setelahnya, Menlu Retno blusukan ke pasar tradisional Banyuwangi. Kagum, Menlu Retno menyampaikan pujian terhadap pusat kuliner yang diarsiteki Adi Purnomo yang berada di tengah pasar.

Selama di sini, ketan kirip dan kopi jadi incaran Menlu Retno. "Ketan dan kopinya enak sekali. Dan harganya sangat murah, padahal rasanya enak sekali. Kuliner di daerah ini memang wajib dinikmati," kata Menlu.

Selain berkuliner, Menlu Retno juga mengunjungi Sanggar Seni Genjah Arum di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Disambut musik lesung, Menlu Retno juga menjajal alat musik tersebut. Semakin lengkap, Menlu Retno juga melihat cara pemrosesan kopi yang dihidangkan.

Bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Menlu Retno berdialog dengan maestro gandrung Temu Misti.

"Kita semua tahu Indonesia kaya sekali. Kaya akan budaya dan kesenian. Ke depannya kita ingin melihat budaya kita tumbuh subur, karena budaya itulah identitas bangsa ini. Kalau kita bicara Indonesia, ya kita ini sebenarnya bicara tentang Gandrung dan seni lain di indonesia," ujar Menlu.

Menlu Retno sangat mengapresiasi kiprah Temu yang walaupun usia sudah senja tapi tetap aktif di dunia seni. Menlu juga mengatakan bahwa budaya adalah salah satu alat soft diplomacy Indonesia. Menurutnya, jika ingin dihormati dunia, maka setiap daerah harus mempertahankan budayanya.

"Terima kasih pada teman teman pegiat budaya seni banyuwangi dan daerah lain di Indonesia, karena tanpa teman teman akan sulit mempertahankan budaya yang jadi identitas Indonesia," tutup Menlu.