Brilio.net - Masyarakat Jakarta mulai berkerumun di depan Istana Merdeka, Rabu (17/8) pagi. Seperti biasa mereka ingin menyaksikan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI. Tapi untuk peringatan HUT RI ke-71 kali ini ada yang beda lho. Ada arak-arakan bendera pusaka yang dibawa dari Monumen Nasional (Monas) menuju Istana Merdeka.

Inilah yang membuat penasaran masyarakat. Mereka sekaligus ingin menyaksikan Ki Jaga Raksa, kereta kencana yang dijadikan kendaraan sakral untuk membawa bendera pusaka. Selama ini, bendera pusaka selalu berada di kawasan istana.

Sekadar informasi ya, Ki Jaga Raksa adalah kereta kencana dari Purwakarta yang dibuat di Solo, Jawa Tengah pada 2009 silam. Dulu, saat pembuatan kereta kencana ini sempat menuai kontroversi lho. Bahkan sampai dihujat dan muncul penghakiman musyrik. Tapi justru kereta inilah yang dipilih Presiden Joko Widodo untuk mengarak bendera pusaka.

Ki Jaga Raksa © 2016 brilio.net

Ki Jaga Raksa sejatinya adalah sebagai bentuk penghargaan terhadap Raja Padjadjaran, Maharaja Sri Baduga Siliwangi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Prabu Siliwangi. Nah nama Ki Jaga Raksa diambil dari gelar Prabu Siliwangi yakni Ki Pamanah Rasa yang secara harfiah berarti Sang Penjaga Hati.

“Ya penasaran aja ingin lihat seperti apa sih upacara kirab bendera pusaka. Ini kan beda dari biasanya. Kita juga penasaran seperti apa sih kereta kencana yang membawa bendera itu,” ujar Wahyudi, warga Kebon Jahe, Tanah Abang yang sengaja membawa anak dan istrinya untuk melihat prosesi arak-arakan kepada brilio.net.

Ki Jaga Raksa © 2016 brilio.net

Ki Jaga Raksa © 2016 brilio.net

Selama arak-arakan berlangsung, aparat keamanan dari seluruh angkatan mengawal perjalanan bendera pusaka. Barisan pengiring bukan cuma aparat keamanan dari TNI dan Polri saja lho. Ada juga kelompok drumband, pelajar, serta pasukan “khusus” yang mengenakan pakaian ala kerajaan. Malah ada juga kelompok yang mengenakan pakaian raja-raja Nusantara. Meriah dan khidmat deh. Tapi, unsur kesederhanaan prosesi tetap melekat. Buktinya, masyarakat bisa menyaksikan dari dekat. 

Ki Jaga Raksa © 2016 brilio.net

Kesan yang muncul dari arak-arakan ini, bendera pusaka sebagai simbol negara menjadi semakin sakral. Prosesi ritual ini sekaligus menyiratkan bahwa bendera pusaka bukan sekadar kain, tapi simbol negara yang benar-benar disakralkan dan mesti dihormati.

Tak ingin melewatkan kesempatan langka ini, masyarakat pun antusias mengabadikan prosesi arak-arakan dengan berbagai kamera, mulai dari handphone sampai kamera besar. Menariknya, masyarakat pun bisa menyaksikan prosesi upacara peringatan HUT kemerdekaan RI dari dekat istana.