Selain itu, morfologi perbukitan yang bergelombang tersusun dari batuan yang telah mengalami pelapukan dan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dipicu guncangan gempa bumi dan curah hujan tinggi.

Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pemicu kerusakan pada gempa bumi di Cianjur disebabkan beberapa hal. Mulai dari struktur bangunan yang tak memenuhi standar aman gempa hingga lokasi pemukiman yang berada di daerah tanah lunak.

"Dampak gempa magnitudo 5,6 sangat merusak di Sukabumi dan Cianjur diakibatkan: kedalaman gempa yang dangkal, struktur bangunan tidak memenuhi standar aman gempa, dan lokasi pemukiman berada pada tanah lunak (local site effect) dan perbukitan (efek topografi)," tulis Daryono melalui Twitter yang dikutip brilio.net, Selasa (22/11).

Dayono juga mengungkapkan, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa hingga Selasa (22/11) pukul 07.30 WIB telah terjadi gempa susulan sebanyak 127 kali dengan magnitudo terbesar M4,2 dan magnitudo terkecil M1,2.