Brilio.net - Pekerja milenial punya cara dan gaya yang unik saat menjalankan aktivitasnya. Mereka tidak suka dengan cara yang kaku. Bahkan cara berpakaian saat bekerja pun maunya casual. Tak suka dengan pakaian formal. Bagi mereka, cara berpakaian tidak menentukan produktivitas. Meski begitu kesopanan tetap dikedepankan.     

Gaya bekerja kolaboratif kini banyak dijalankan para milenial. Hal ini memacu perusahaan yang tadinya berkonsep konvensional mengubah strategi dan budaya kerja termasuk mengubah ruang kerja yang disesuaikan dengan keinginan generasi yang lahir antara 1980 dan 2000 ini. Tujuannya untuk mendorong produktivitas, efisiensi, konektivitas, dan komunitas. Berikut fakta tentang milenial di dunia kerja

1. Isu loyalitas

Pekerja milenial © 2020 brilio.net thebalancecareers.com

Sudah menjadi rahasia umum jika milenial dikenal sebagai “kutu loncat” karena sering berpindah tempat kerja. Ada kecenderungan generasi milenial berganti pekerjaan dalam kurun waktu yang singkat. Bahkan mereka memilih untuk berubah pekerjaan sesering mungkin. 

Ya isu loyalitas di tempat kerja seringkali disematkan pada milenial. Kebanyakan milenial tidak “berumur panjang” di satu perusahaan. Umumnya faktor tantangan pekerjaan, menawarkan pengembangan profesional dan memberi keterampilan tingkat lanjut menjadi alasan mereka dengan cepat berpindah kerja. Selain itu, di era digital seperti sekarang, milenial dengan gampang menemukan peluang di tempat lain. Mereka lebih lebih mudah mendapatkan akses informasi dibanding generasi sebelumnya.

2. Work-life balance

Pekerja milenial © 2020 brilio.net conecomm.com

Memadukan pekerjaan dengan waktu luang merupakan kewajiban bagi pekerja milenial. Meskipun tidak semua milenial beranggapan demikian. Banyak juga milenial yang berpendapat kerja dan waktu luang harus sepenuhnya terpisah. Namun kini banyak perusahaan yang menerapkan work-life balance menjadi salah satu budaya kerja. Tujuannya agar milenial betah bertahan pada posisinya. 

3. Kantor ala startup

Pekerja milenial © 2020 brilio.net Amar Bank

Kini banyak perusahaan yang mengubah budaya kerja mereka layaknya sebuah start up. Hal inilah yang dilakukan PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) sejak 2015. Selain mengembangkan inovasi teknologi di dunia perbankan, bank pertama dan satu-satunya yang berfokus pada pengembangan produk-produk bank digital di Indonesia ini juga terus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan produktivitas karyawan terutama di masa PSBB akibat pandemi Covid-19.

“Setiap perusahaan memiliki budaya kerjanya masing-masing. Budaya kerja di Amar Bank merupakan gabungan dari budaya kerja perusahaan rintisan (startup) dan budaya kerja perusahaan atau organisasi besar,” ujar Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian.   

4. Budaya kerja kekinian

Pekerja milenial © 2020 brilio.net Amar Bank

Umumnya sebuah perusahaan atau organisasi besar lebih fokus terhadap kesenjangan kinerja dan sudah memiliki standar tersendiri yang harus dipertahankan. Sedangkan di Amar Bank yang menjadi fokus adalah kesenjangan peluang. Sederhananya, pola startup bukan hanya sekedar menjadi tampilan, melainkan menjadi sebuah pola pikir.

“Untuk mewujudkan pola pikir tersebut, Amar Bank memulai dengan membangun budaya perusahaan yang menyerupai startup. Selain mempekerjakan karyawan berusia 25-35 tahun dan menerapkan kantor terbuka (open office), kami juga mendorong karyawan menghadapi tantangan dan mengambil risiko sebagai cara untuk berkembang,” jelas Vishal.

Tak heran jika baru-baru ini Amar Bank menerima penghargaan Best Places to Work 2020 karena lingkungan kerja perusahaan yang dinilai sebagai salah satu tempat terbaik untuk bekerja di Indonesia.

5. Bekerja nyaman dan menyenangkan

Pekerja milenial © 2020 brilio.net Amar Bank

Untuk menciptakan dan mempertahankan pola pikir startup, Amar Bank mengambil langkah yang dimulai dari penerapan strategi, struktur organisasi, hak pengambilan keputusan, culture building blocks, kegiatan rutin, sesi pembinaan rutin, dan pemberian insentif untuk mendorong perilaku karyawan yang sejalan dengan tujuan perusahaan.

Budaya kerja yang diterapkan tersebut juga diarahkan untuk membawa perubahan positif dalam hidup orang banyak dan mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan visi Amar Bank yang berkomitmen memberikan senyum melalui akses keuangan kepada lebih dari 200 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2025.

“Kami meyakini ketika SDM kami atau yang kami sebut Amarites dapat berkembang, maka perusahaan juga akan semakin berkembang. Oleh karena itu, memastikan karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan menyenangkan dengan memastikan mereka selalu tersenyum di tempat kerja sama pentingnya juga dengan membuat nasabah tersenyum. Karena di balik setiap pengalaman nasabah yang baik selalu dimulai dengan senyuman,” lanjut Vishal.

6. Fleksibilitas dan peluang karier

Pekerja milenial © 2020 brilio.net elearninginside.com

Fleksibilitas dan peluang karier yang jelas menjadi salah satu alasan kuat pekerja milenial mampu menunjukkan produktivitasnya di tempat kerja. Hal ini pula yang menjadi fokus Amar Bank yang didominasi pekerja milenial. Dari 1.200 karyawan, sekitar 86 persen adalah generasi milenial. Dinominasi generasi milenial yang dekat dengan dunia digital, merupakan suatu keuntungan karena sesuai dengan posisi Amar Bank sebagai bank digital.   

Dari hasil survei internal yang dilakukan Amar Bank, terdapat tiga poin yang membuat karyawan merasa puas bekerja yaitu fleksibilitas dan kebebasan dalam pekerjaan, kesempatan belajar dan berkembang, serta peluang karier yang baik. 

“Karena itu, dengan budaya kerja yang diterapkan perusahaan, diharapkan para karyawan yang didominasi generasi milenial dapat mendorong dirinya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan membangun karier serta impian masa depan,” ujar  Head of People Function Amar Bank Ratna Julia.

7. Tetap produktif selama pandemi

Pekerja milenial © 2020 brilio.net medium.com

Ada beberapa karakteristik yang dapat diunggulkan dari pola pikir startup, dua diantaranya adalah kemampuan melakukan eksperimen dan berani mengambil risiko. Saat ini terjadi perubahaan cara kerja menjadi work from home (WFH) akibat pandemi. Tentu saja bekerja secara remote tak menjadi masalah bagi pekerja milenial.   

“Pekerjaan tetap dapat berjalan dengan lancar, karena perusahaan terbiasa melakukan semua pekerjaan secara remote working atau bekerja jarak jauh dengan cloud-based platform,” kata Senior Product Manager Amar Bank, Yoel Frans Alfredo.