Brilio.net - Aktivitas Gunung Anak Krakatau menjadi salah satu pemicu tsunami yang melanda pantai sekitar Selat Sunda pada Sabtu (22/12). Hal ini dibenarkan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sejak Juni lalu memang gunung berapi Anak Krakatau sudah cukup aktif. Bahkan hingga kini sudah masuk pada status waspada (level 2).

Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho juga memberikan informasi, erupsi gunung Anak Krakatau tidaklah besar, zona bahaya Anak Krakatau sudah pada radius 2 kilometer. Tipe erupsi gunung Anak Krakatau strombolian yang bisa mengeluarkan lontaran batu pijar dan abu vulkanik terus menerus.

Hingga saat ini erupsi Anak Krakatau terus terjadi. Angin dominan ke arah barat daya sehingga abu vulkanik erupsi Gunung Anak Krakatau dominan ke arah barat daya. Namun demikian pada ketinggian tertentu angin ada yang ke arah timur sehingga membawa material erupsi Gunung Anak Krakatau. Di Cilegon dan sebagian Serang terjadi hujan abu dan pasir tipis. Abu terlihat di permukaan mobil yang diparkir dan permukaan tanah.

Untuk itu dihimbau mengurangi aktivitas di luar rumah. Tetap berada di dalam rumah. Jika berada di luar rumah sebaiknya memakai masker agar tidak mengganggu pernapasan dan pakai kacamata agar tidak kelilipan di mata. Berikut ini deretan foto abu vulkanik Anak Krakatau yang brilio.net lansir dari Sutopo Humas BNPB, Rabu (26/12).

1. Gunung Anak Krakatau masih dipantau hingga saat ini.

Anak Krakatau sutopo




2. Status Gunung Anak Krakatau masih Waspada (Level 2).

Anak Krakatau sutopo




3. Sesuai rekomendasi PVMBG Daerah berbahaya adalah di dalam radius 2 km di puncak kawah.

Anak Krakatau sutopo




4. Pada periode Oktober-November 2018 Anak Krakatau mengalami erupsi yang lumayan lebih besar.

Anak Krakatau sutopo




5. Sutopo terus berharap agar masyarakat lebih waspada ketika berada di luar rumah.

Anak Krakatau sutopo