Brilio.net - Indonesia kedatangan vaksin jenis Johnson & Johnson pada Sabtu (11/9). Kedatangan vaksin tahap 56 ini merupakan bantuan dari Pemerintah Belanda untuk membantu mempercepat cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Disebut pula bentuk kerja sama dengan pemerintah Belanda melalui skema bilateral.

Mengenai vaksin ini sebenarnya sudah disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Agustus lalu. "Kita akan kedatangan Johnson and Johnson itu dari Belanda ya, itu tergeser bulan depan," ungkap Budi saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, seperti dilansir pada liputan6.com.

Menurut informasi yang diperoleh brilio.net dari Instagram @kemenkes_ri, Senin (13/9), vaksin COVID-19 Johnson & Johnson secara resmi telah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) dari Badan POM pada Jumat, 3 September 2021. Dengan terbitnya EUA ini membuktikan bahwa vaksin layak untuk digunakan.

Indonesia terima 500 ribu dosis vaksin Johnson & Johnson Berbagai sumber

foto: Instagram/@kemenkes_ri

Pada tahap awal ini, vaksin Johnson & Johnson akan didistribusikan di wilayah aglomerasi. Dimana target sasarannya adalah masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas, dengan dosis tunggal.

Berikut ini beberapa fakta mengenai vaksin Johnson & Johnson seperti dilansir dari Instagram @kemenkes_ri, Senin (13/9).

1. Vaksin Johnson & Johnson akan digunakan untuk masyarakat umum pada usia 18 tahun ke atas dengan pemberian sekali suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5 mL secara intramuscular.

2. Vaksin tahap awal didistribusikan ke daerah aglomerasi pulau Jawa dengan cakupan vaksinasi yang masih rendah.

3. Johnson & Johnson secara resmi telah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) dari Badan POM sehingga aman digunakan.

4. Vaksin Janssen yang diproduksi oleh Johnson & Johnson ini memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu khusus yakni 2-8 Celcius.

Dilansir dari New York Times, vaksin Janssen dapat disimpan selama tiga bulan pada suhu lemari es. Kondisi ini cocok digunakan di daerah suatu negara negara yang tidak memiliki akses penyimpanan di freezer atau penyimpanan ultra-dingin yang dibutuhkan oleh beberapa vaksin lain.

5. Dilansir dari who.int, 28 hari setelah inokulasi Janssen Ad26.CoV2.S ditemukan memiliki kemanjuran 85,4 persen terhadap penyakit parah dan 93,1 persen terhadap rawat inap.

Dosis tunggal Janssen Ad26.COV2.S ditemukan dalam uji klinis memiliki kemanjuran 66,9 persen terhadap infeksi SARS-CoV-2 gejala sedang dan berat.

Sedangkan menurut versi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dalam hal efikasi, berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi Janssen COVID-19 Vaccine untuk mencegah semua gejala (any symptom) COVID-19 adalah sebesar 67,2% dan efikasi untuk mencegah gejala COVID-19 sedang hingga berat (moderate to severe/critical) pada subjek di atas 18 tahun adalah sebesar 66,1%.

-

INFOGRAFIS VAKSIN JANSSEN © 2021 brilio.net

INFOGRAFIS VAKSIN JANSSEN
© 2021 brilio.net/Bayu Kurniawan