Brilio.net - Baru-baru ini, YouTuber game Kimi Hime menjadi perbincangan publik. Ia dikabarkan mendapat panggilan Kementerian Komunikasi dan Informasi atau Kemkominfo lantaran konten videonya dianggap vulgar.

Puncaknya, tiga konten video Kimi Hime yang dianggap vulgar itu pun dinonaktifkan oleh pihak YouTube. Menanggapi hal tersebut, Kimi Hime mengunggah video yang berisi penjelasan mengenai isi dari tiga video yang dihapus itu.

Dalam video yang diunggah pada Rabu (24/7) itu, Kimi Hime menyampaikan curahan hatinya kepada Presiden Jokowi. Ia mengungkap bahwa orang yang menonton konten-konten di YouTube-nya sebagian besar adalah kalangan dewasa, bukan anak-anak seperti yang diasumsikan sebagian kalangan.

"Dari statistik ini terlihat persentase penonton saya 50 persen ada di umur 18 sampai 24 tahun. Sisanya lebih banyak di 25 sampai 34 tahun. Total penonton saya yang di bawah umur hanya sekitar 16 persen," kata Kimi Hime.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa penonaktifan konten Kimi Hime adalah bentuk ketidakadilan. Ia pun meminta penjelasan dari pemerintah.

"Kalau memang saya melanggar undang undang, kalau harus diproses secara hukum tolong dijelaskan saya salahnya di mana. Tapi kalau misalkan pemerintah menghapus konten saya tanpa peraturan yang jelas cuma karena asumsi dan opini saja tanpa peraturan tertulis, saya merasa ini ketidakadilan," sambungnya.

Di akhir videonya, Kimi Hime menyampaikan permintaan kepada Presiden Jokowi terkait kasus yang tengah menimpanya tersebut.

"Saya enggak tahu arus ngadu ke mana lagi selain ke Bapak Presiden yang saya tahu memang peduli sama industri game, para content creator," katanya sambil terisak.