Namun, kejadian yang janggal tersebut tidak dilaporkan Aghnia ke polisi. Ia memaafkan pelaku berinisial 'IPS' tersebut. Sayangnya, kejadian yang lebih buruk terjadi. Kejadian penganiayaan berlangsung selama satu jam, terjadi sekitar pukul 04.00 hingga 05.00 WIB lebih. Pelaku melakukan aksinya dalam ruangan terkunci.

Saat itu, tidak ada orang lain yang mendengar anaknya menangis karena lokasi yang cukup jauh dari tempat para ART dan penghuni lainnya yang tengah sahur. Aghnia Punjabi juga mengungkapkan, pengasuhnya sengaja mengunci kamar dan membiarkan sang anak tanpa memberi makan agar tidak ketahuan.

anak aghnia punjabi dianiaya baby sitter © 2024 brilio.net

foto: Instagram/@emyaghnia

"Disiksa dalam artian anak saya lari kesana kemari dikejar sampai mampus. Itu anak masih (berusia) 3 tahun, tidak ada yang menolong karena pada saat itu, kamarnya dikunci dan semua mbak-mbaknya sahurnya di bawah, di basement jadi tidak ada yang mendengar. Dan untuk menutupi itu semua, suster ini membiarkan anak saya di kamar, dikunci, tidak memberi makan. Mungkin hanya satu kali," katanya.

Sebelumnya, Aghnia pernah melihat memar bekas cubitan pada anaknya. Namun, pengasuhnya berdalih itu bekas gigitan adiknya. Kejadian penganiayaan berlangsung saat Aghnia tak berada di rumah dan sedang melakukan pekerjaan di Jakarta. Ia merasa miris ketika melihat hasil CCTV yang merekam penganiayaan sang anak yang tak manusiawi.

"Saya tinggal ke Jakarta dua hari karena saya memang ada urusan pekerjaan. Ternyata, hari pertama saya di Jakarta pas sahur, jam 4-5 lebih, suster itu menghajar anak saya habis-habisan, sampai memar. Kalau orang lihat CCTVnya nggak dikasih keajaiban oleh Allah sudah nggak ada. Karena dihajarnya itu bukan seperti (memukul) anak kecil," ungkapnya sambil terisak.

anak aghnia punjabi dianiaya baby sitter © 2024 brilio.net

foto: Instagram/@emyaghnia

Saat ini, pihak berwajib masih mendalami motif dari pelaku. Pasalnya, selama bekerja dengan Aghnia, pengasuh tidak pernah bersikap buruk. Pengasuh selalu bersikap sopan dan santun selama bekerja. Selain itu, IPS dikenal sebagai orang yang tertutup.

Sebelumnya, Aghnia sempat bertanya kepada pelaku terkait alasannya melakukan tindakan kekerasan pada sang anak. Saat ditanya, sang pelaku yang berusia 27 tahun mengaku hendak mengobati bocah tiga tahun tersebut, namun ditolak. Menurutnya, alasan tersebut tidak masuk akal, lantaran sang anak sedang tidak sakit.

"Tidak (pernah neko-neko selama bekerja). Dia tertutup orangnya. Karena, ini yang nggak make sense, dia bilangnya karena nggak mau diobatin. Hanya itu, motifnya sampai sekarang masih didalami lagi oleh pihak kepolisian," jelasnya.

Atas kejadian tersebut, sang anak mengalami trauma psikis. Aghnia mengungkapkan sang anak tidur sambil mengigau setelah pemukulan tersebut.

"Jadi pas waktu tidur dia lima kali mengigau ketakutan, saya sadarkan ini saya, baru bisa tidur lagi. Mengigau lagi, saya sadarkan lagi, baru bisa tidur lagi. Trauma berat," pungkasnya.