Brilio.net - Tsunami yang melanda perairan Selat Sunda pada Sabtu (22/12) lalu menyisakan duka mendalam bagi dunia musik Tanah Air. Pasalnya, grup band Seventeen yang saat itu tengah mengisi acara gathering (Perusahaan Listrik Negara) PLN, turut menjadi korban dahsyatnya gelombang besar yang menerjang wilayah Tanjung Lesung, Banten.

Tiga dari empat personelnya meninggal dunia, yakni Muhammad Bani (bassis), Herman Sikumbang (gitaris), Andi Darmawan (drummer). Band asal Yogyakarta tersebut kini tinggal menyisakan Ifan sang vokalis. Selain itu istri Ifan, Dylan Sahara, serta Oki Wijaya dan Rukmana Rustam (manajemen Seventeen) juga tak luput menjadi korban jiwa dari tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau itu .

Beberapa waktu usai tsunami itu, lagu 'Kemarin' yang menjadi single Seventeen mendadak ramai diperbincangkan publik. Lagu yang dirilis Seventeen pada 19 Februari 2016 silam itu merupakan ciptaan mendiang Herman Sikumbang. Menurut cerita sang istri, Juliana Moechtar melalui akun Instagram pribadinya, lagu itu merupakan lagu yang kerap dinyanyikan Herman beberapa bulan terakhir sebelum tragedi tsunami meluluhlantakkan pesisir barat Banten.

Lagu yang bercerita tentang kesedihan ditinggalkan oleh orang terkasih ini dinilai publik seolah menjadi firasat dan menggambarkan kondisi Ifan Seventeen saat ini. Dilansir brilio.net dari YouTube GP Records, Sabtu (29/12), lagu ini bercerita tentang sebuah perpisahan yang menyedihkan. Sang vokalis, Ifan pun mengaku bahwa lagu ini bisa membuatnya bersedih kalau mendalami liriknya. Terlebih, menurutnya aransemen lagu ini begitu istimewa.

"Sedih aja bawaannya nih, kalau mendalami lirik lagu ini. Ditambah aransemennya dibikin sedemikian rupa untuk menggiring pendengar ke perpisahan tapi tanpa menye-menye. Menurut gue ini yang bikin lagu 'Kemarin' beda dari lagu perpisahan lainnya," ujar Ifan.

sosok di balik kemarin © 2018 berbagai sumber

foto: Instagram/@seventeenbandid


Tapi siapa sangka, di balik aransemen lagu 'Kemarin' itu ada sosok yang cukup berjasa karena berhasil mengantarkan pendengar meresapi kepedihan akan sebuah kehilangan seseorang yang dicintainya. Adalah Tomo Widayat, music director yang ikut andil dalam penggarapan aransemen lagu tersebut.

Pria asal Jogja ini memang bukan sosok yang asing lagi bagi Seventeen. Tomo tercatat menggarap aransemen untuk lima lagu Seventeen di album yang bertajuk 'Pantang Mundur' (2016), dari total keseluruhan 12 lagu. Tomo merupakan sosok yang tak asing lagi di belantika musik Jogja hingga nasional. Secara historis, sosoknya juga sangat dekat dengan anak-anak Seventeen sejak era 2000-an.

Selain lagu 'Kemarin' yang fenomenal, Tomo Widayat juga menggarap empat lagu lainnya seperti 'Pantang Mundur', 'Kamu Yang Ku Mau', 'Salam Untuk Hatimu' dan 'Mimpi Besar'. Tomo menggarap kelima lagu itu di Tom & Tam Music Production, studio produksi musik digital yang dirintisnya bersama sahabatnya, Tama Wicitra, sejak empat tahunan lalu.

sosok di balik kemarin © 2018 berbagai sumber

foto: Instagram/@tomowidayat


Tomo mengungkapkan, aransemen lagu 'Kemarin' mendapat dukungan penuh dari seluruh personel Seventeen. Dalam proses pembuatannya, awalnya Tomo dan Tama membuat sampel aransemen mentahnya terlebih dahulu.

"Aransemen dari kita. Kita memulai prosesnya setelah sampel jadi, baru dipresentasikan ke anak-anak Seventeen. Setelah itu, barulah mereka kasih feedback terhadap aransemen tersebut," kata Tomo ketika ditemui brilio.net belum lama ini.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Semoga tenang.. Kau disana.. Selamanya.. @hermanseventeen @baniseventeen @andi_seventeen @oki_wijaya @rukmanarustam Yg tabah kuat sabar @ifanseventeen @seventeenbandid #kemarin #seventeenband

Sebuah kiriman dibagikan oleh TOM & TAM MUSIC PRODUCTION (@tomtampro) pada

Menurut Tomo, kelima lagu Seventeen tersebut dibuat pada tahun 2015. Instrumen drum di rekam di Art Sound, Kelapa Gading, sedangkan bass direkam di Studio 18 Musik. Instrumen gitar di rekam di Studio 88 Cibubur dan Tom & Tam Studio.

Tomo Widayat © 2018 brilio.net

foto: Instagram/@tomowidayat


"Proses pembuatannya (lima lagu termasuk 'Kemarin') sendiri memakan waktu sekitar tiga bulan," ujar Tomo yang kini juga menjadi additional gitar dan keyboard di Sheila On 7 itu.