Brilio.net - Polarisasi (polarization) dalam konteks sosial merujuk pada proses di mana masyarakat semakin terbelah menjadi kelompok-kelompok yang memiliki pandangan, keyakinan, atau posisi ekstrem yang saling berlawanan. Menurut Oxford Reference, polarisasi terjadi ketika sebuah masyarakat terbagi menjadi dua kelompok yang sangat berbeda, misalnya kaya dan miskin, atau kelompok mayoritas dan minoritas.

Dalam konteks politik, polarisasi berarti munculnya perbedaan tajam antara partai atau pandangan, dengan semakin sedikit ruang untuk posisi moderat. Polarisasi bukan hanya soal politik ia bisa muncul dalam isu agama, sosial, ekonomi, hingga diskursus budaya. Ketika polarisasi semakin kuat, masyarakat cenderung kehilangan toleransi dan ruang dialog menjadi sempit.

Dalam ilmu psikologi sosial, polarisasi juga bisa terjadi saat sekelompok orang berdiskusi dan akhirnya semua cenderung mengambil posisi yang lebih ekstrem dari sebelumnya. Jadi, polarisasi bukan hanya soal perbedaan pendapat, tapi bagaimana perbedaan itu makin tajam dan menjauhkan satu kelompok dari kelompok lain.

Jenis-jenis polarisasi

Beberapa jenis polarisasi yang sering muncul dalam masyarakat menurut arxiv.org:

1. Affective Polarization

Ini jenis di mana perpecahan lebih ke arah emosi dan identitas bagaimana seseorang merasa tidak suka atau curiga terhadap kelompok lain yang berbeda pandangan. Bukan cuma ide politiknya yang berbeda, tapi perasaan negatif terhadap lawan pendapat jadi nyata.

2. Ideological Polarization (Polarisasi Ideologis)

Polarisasi ini terjadi kalau nilai, pandangan, atau ideologi kelompok semakin jauh satu sama lain misalnya dalam hal ekonomi, sosial, agama, kebijakan publik. Kelompok-kelompok mulai punya posisi yang ekstrem dibanding periode sebelumnya.

3. Partisan Sorting

Di sini orang mulai mengaitkan identitas non politik mereka (misalnya status sosial, ras, pendidikan, agama, daerah) ke dalam kelompok politik. Jadi bukan cuma memilih partai berdasarkan kebijakan, tapi juga berdasarkan identitas pribadi dan itu memperkuat polarisasi karena garis antar kelompok jadi makin jelas.

4. Structural/System Polarization

Polarisasi yang terlihat dalam organisasi atau sistem politik misalnya partai politik, sistem pemilu, atau kebijakan publik yang menguatkan garis pemisah antar kelompok. Bentuk struktural ini bisa memperkuat polarisasi jangka panjang.

Penyebab polarisasi

Arti polarisasi makna manfaat jenis dampak kehidupan sosial © 2025 brilio.net

foto: freepik.com

Mengapa polarisasi bisa muncul? Berikut beberapa faktor penyebab utama:

1. Ketimpangan ekonomi dan sosial

Kesenjangan pendapatan, akses pendidikan, dan distribusi sumber daya yang timpang bisa memecah masyarakat menjadi kaya dan miskin yang semakin terpisah secara sosial.

2. Media sosial dan algoritma echo chamber

Di dunia digital, algoritma sering memperkuat pandangan yang serupa dan membatasi paparan terhadap pandangan berbeda, sehingga memperdalam polarisasi.

3. Identitas dan ideologi yang ekstrem

Ketika kelompok mulai menekankan identitas yang kaku (agama, suku, politik), peluang untuk kompromi atau toleransi makin tipis

4. Kurangnya dialog dan ruang komunikasi

Jika masyarakat tidak punya forum terbuka untuk berdiskusi secara sehat, perbedaan cepat berubah menjadi konflik.

5. Disinformasi dan ujaran kebencian

Informasi palsu, propaganda, dan ujaran kebencian memperparah polarisasi karena menggiring opini secara emosional daripada berdasarkan fakta.

Dampak polarisasi dalam kehidupan sosial

Polarisasi punya dampak besar pada cara kita hidup berdampingan. Jika dibiarkan, ini bisa membuat masyarakat makin terpecah dan sulit bekerja sama. Beberapa dampaknya antara lain:

1. Menurunnya kepercayaan: Orang jadi mudah curiga dan sulit mempercayai orang yang berpikir berbeda.

2. Meningkatkan potensi konflik: Perbedaan yang tajam bisa membuat dialog sehat sulit dilakukan.

3. Menyempitkan ruang tengah: Suara moderat atau netral makin jarang terdengar.

4. Menghambat kerja sama: Jika semua sibuk membela kelompoknya masing-masing, masalah besar seperti lingkungan, kemiskinan, atau kesehatan masyarakat jadi sulit diselesaikan.

 

Penulis: Magang/Aji Setyawan