Brilio.net - Pernah nggak kamu heran kenapa satu peristiwa bisa dilihat berbeda oleh orang yang berbeda? Ada yang menganggapnya masalah besar, tapi ada juga yang menganggapnya biasa saja. Nah, perbedaan itu muncul karena setiap orang punya perspektif atau cara pandang masing-masing.

Perspektif bukan sekadar "melihat" secara visual, tapi lebih ke bagaimana seseorang memahami dan menilai sesuatu berdasarkan pengalaman, nilai hidup, dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang inilah yang membentuk cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian perspektif

Menurut simplypsychology.org, perspektif adalah sudut pandang atau kerangka berpikir yang digunakan seseorang untuk memahami suatu fenomena. Perspektif ini bisa dipengaruhi banyak hal, mulai dari pengalaman hidup, pendidikan, budaya, hingga emosi saat itu.

Sederhananya, perspektif adalah cara kita melihat dunia. Misalnya, ada orang yang melihat hujan sebagai penghambat aktivitas, tapi ada juga yang melihatnya sebagai momen menenangkan. Satu peristiwa dua cara pandang dua makna yang berbeda.

Dalam dunia psikologi dan ilmu sosial, perspektif sering didefinisikan sebagai kerangka berpikir atau cara melihat fenomena berdasarkan asumsi, latar belakang, dan teori yang dipegang seseorang. Perspektif bukan sekadar pandangan visual, melainkan sudut interpretasi bagaimana seseorang memahami, menilai, dan merespons sesuatu di sekitar mereka.

Jenis-jenis perspektif

Perspektif adalah cara pandang, pahami pengertian, jenis, dan contohnya © 2025 brilio.net

foto: freepik.com

Dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kajian ilmu sosial dan psikologi, ada beberapa jenis perspektif yang umum dikenal. Berikut ulasan brilio.net seperti dilansir simplypsychology.org, Senin (13/10).

1. Perspektif biologis

Perspektif ini melihat perilaku manusia dari sisi tubuh dan otak. Misalnya, seseorang mudah cemas bukan karena lemah mental, tapi karena ada faktor biologis seperti ketidakseimbangan zat kimia dalam otak.

2. Perspektif kognitif

Jenis perspektif ini fokus pada cara berpikir dan memproses informasi. Misalnya, dua orang menghadapi masalah yang sama satu panik, satu tenang karena cara mereka memandang masalah tersebut berbeda.

3. Perspektif perilaku (Behavioral)

Dalam perspektif ini, perilaku manusia dianggap hasil dari pembelajaran dan pengalaman. Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kasih biasanya akan tumbuh jadi pribadi yang penyayang.

4. Perspektif psikodinamik

Jenis ini menekankan pengaruh alam bawah sadar dan pengalaman masa kecil. Misalnya, seseorang bisa takut pada sesuatu tanpa tahu alasannya, karena pernah punya pengalaman buruk di masa lalu.

5. Perspektif humanistik

Perspektif ini melihat manusia sebagai makhluk yang punya potensi untuk tumbuh dan berkembang. Fokusnya bukan pada masalah, tapi pada bagaimana seseorang bisa menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Perspektif dalam kehidupan sehari-hari

Berikut contoh bagaimana perspektif muncul dalam keseharian:

1. Media dan konsumsi berita

Meskipun satu peristiwa sama dilaporkan di berbagai media, sudut pandang atau frame yang digunakan bisa berbeda tergantung kepentingan, retorika, atau latar belakang redaksi media tersebut.

2. Interaksi sosial dan konflik

Dalam sebuah perselisihan, satu orang mungkin melihat tindakan lawan bicara sebagai menyerang, sementara yang lain melihatnya sebagai pertahanan diri. Kedua perspektif itu bisa benar dari sudut pandangnya masing-masing.

3. Penilaian terhadap kesuksesan

Bagi sebagian orang, sukses berarti punya karier tinggi. Bagi orang lain, sukses bisa diartikan sebagai punya keluarga harmonis atau hidup tenang. Perbedaan nilai dan pengalaman membentuk perspektif masing-masing.

4. Persepsi emosi dan reaksi

Ketika seseorang marah, ada yang melihatnya sebagai kelemahan, ada juga yang melihatnya sebagai sinyal bahwa seseorang butuh dihargai atau dipahami. Perspektif terhadap emosi bisa sangat berbeda.(PMC)

5. Menghadapi kritik

Kritik bisa dimaknai sebagai serangan (perspektif negatif) atau sebagai umpan balik untuk berkembang (perspektif positif). Pilihan bagaimana merespons bergantung dari cara pandang masing-masing individu.

Cara melatih perspektif agar pemahaman lebih luas

Melatih perspektif yang terbuka bikin kita lebih bijak dalam menilai situasi dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan:

1. Belajar memahami perasaan orang lain

Cobalah melihat sesuatu dari posisi orang lain sebelum menilai.

2. Jangan terburu-buru menyimpulkan

Kadang, hal yang terlihat buruk bisa jadi punya makna positif kalau dilihat dari sudut yang berbeda.

3. Terbuka pada pengalaman baru

Semakin banyak pengalaman, semakin luas cara pandang kita terhadap dunia.

Penulis: Magang/Aji Setyawan