Brilio.net - Kamu pasti pernah merasakan jantung berdebar saat dekat seseorang yang kamu sukai, atau tiba-tiba salah tingkah saat dia mengirim pesan. Sensasi ini sering dikaitkan dengan istilah butterfly era, tren gaul kekinian yang semakin populer di media sosial.

Perasaan seperti ada kupu-kupu di dalam tubuh kini populer dengan istilah butterfly era. Istilah ini tak hanya ramai di media sosial, tetapi juga menjadi bagian dari cara orang mendefinisikan fase awal dalam sebuah hubungan.

Pahami apa itu butterfly era, maknanya, tren, dan asal usulnya, brilio.net lansir dari berbagai sumber pada Minggu (27/9).

Makna butterfly era

Secara sederhana, butterfly era adalah fase di mana seseorang merasakan euforia, ketertarikan kuat, sekaligus kegugupan saat berada dekat dengan orang yang disukai. Sensasi ini sering disebut seperti kupu-kupu berterbangan di perut.

Menurut laporan VOI, perasaan ini sebenarnya berkaitan dengan respons alami otak, khususnya amigdala yang memicu adrenalin ketika menghadapi rasa takut atau ketidakpastian. Sensasi itulah yang kemudian diterjemahkan sebagai perasaan berdebar atau butterflies.

Dalam konteks media sosial, butterfly era mengandung makna lebih dari sekadar perasaan, ia juga mencakup romantisme, antisipasi, dan kebahagiaan yang terasa ringan sekaligus manis di hari-hari ketika seseorang tengah merasakan ketertarikan yang baru.

Tren butterfly era di media sosial

Apa itu butterfly era? Pahami maknanya, tren, dan asal usulnya © 2025 brilio.net

foto: freepik.com

Istilah butterfly era kini marak dipakai di platform seperti TikTok dan Instagram. Banyak orang yang membagikan momen awal pendekatan (PDKT) atau interaksi penuh rasa berbunga-bunga dengan pasangan mereka, lalu menyebutnya sebagai bagian dari butterfly era.

Namun, tren ini juga berkembang lebih luas. Beberapa konten kreator mengaitkannya dengan fase hidup baru, misalnya saat mencoba hobi baru, pindah ke tempat baru, atau bahkan ketika mulai mencintai diri sendiri.

Butterfly era tidak hanya jadi ungkapan romantis, tetapi juga bagian dari tren ekspresi emosi di era media sosial. Beberapa hal menarik yang menyertai tren ini:

1. Hashtag seperti #ButterflyEra sering digunakan di TikTok dan Instagram untuk membagikan cerita cinta, video reaksi, atau cuplikan kehidupan yang penuh rasa.

2. Tren fashion dan estetika ikut menyesuaikan, motif kupu-kupu atau warna lembut sering muncul dalam konten visual yang bertema butterfly era.

3. Banyak pengguna menjadikan butterfly era sebagai bab dalam narasi pertumbuhan diri, betapa perasaan ini menjadi bagian dari perjalanan memahami diri sendiri, tidak sekadar cinta.

Asal usul dan makna filosofis

Selain makna romantis, butterfly era juga punya arti filosofis. Menurut artikel di Medium, istilah ini bisa diibaratkan sebagai fase transformasi diri. Seperti kupu-kupu yang keluar dari kepompong, manusia pun melewati momen perubahan menuju versi dirinya yang lebih segar dan berwarna.

Kendati demikian, meski fase ini indah, keindahan sejati justru hadir setelahnya, ketika hubungan atau perjalanan hidup menjadi lebih stabil, dewasa, dan penuh makna.

Apakah butterfly era menentukan hubungan?

Menurut Sheva Rajaee, pendiri Center for Anxiety and OCD yang dikutip oleh VOI, sensasi butterfly hanyalah salah satu tanda emosional awal dalam hubungan, tapi tidak bisa dijadikan tolok ukur utama untuk menilai keberlangsungan cinta jangka panjang. Artinya, meski indah, fase ini hanya permulaan, bukan keseluruhan cerita.

(Magang/Aji setyawan)