Brilio.net - Pernah merasa sedang mengalami sesuatu yang sudah pernah terjadi? Misalnya, saat kamu berada di tempat baru tapi seolah pernah mengalaminya sebelumnya padahal jelas-jelas belum. Nah, sensasi aneh itulah yang disebut dejavu. Fenomena ini sering bikin bingung sekaligus penasaran karena terasa begitu nyata, tapi sulit dijelaskan dengan logika.

Brilio.net melansir dari laman Verywell Mind, Selasa (7/10), dejavu berasal dari bahasa Prancis yang berarti sudah pernah dilihat. Dalam psikologi, fenomena ini dijelaskan sebagai rasa familiar terhadap situasi baru seolah otak menipu diri sendiri dengan membuat momen sekarang terasa seperti kenangan lama. Padahal, itu hanyalah kesalahan kecil dalam cara otak memproses memori.

Meskipun bagi sebagian orang dejavu terasa mistis atau bahkan spiritual, para ahli psikologi dan neurologi justru melihatnya dari sisi ilmiah. Fenomena ini dijelaskan sebagai kesalahan kecil dalam sistem memori otak, yaitu ketika otak memberikan sinyal seolah suatu peristiwa terasa familiar, padahal tidak ada ingatan nyata yang bisa mendukungnya. Dengan kata lain, otak menipu diri sendiri ia mengenali sesuatu yang sebenarnya baru sebagai sesuatu yang sudah pernah dialami.

Penyebab Terjadinya Dejavu

Beberapa teori populer menurut Cleveland Clinic antara lain:

1. Kesalahan otak memproses memori

Otak kadang mengirim sinyal bahwa sesuatu terasa familiar padahal belum pernah terjadi. Ini mirip seperti sistem memori yang salah mengenali file lama.

2. Kelelahan dan stres

Dejavu sering muncul saat tubuh dan pikiran sedang lelah, kurang tidur, atau stres berlebihan. Dalam kondisi itu, otak bisa bekerja tidak sinkron dan menciptakan sensasi pernah mengalami ini.

3. Kesamaan suasana atau tempat

Kadang, tempat baru yang kamu datangi mirip dengan tempat yang pernah kamu lihat sebelumnya. Otak lalu menghubungkannya secara tidak sadar sehingga terasa seperti pengalaman yang sama.

4. Aktivitas otak tertentu

Dejavu bisa muncul akibat aktivitas di bagian otak yang mengatur ingatan (temporal lobe). Karena itu, orang dengan epilepsi di area ini lebih sering mengalaminya.

Fakta Ilmiah dan Hal Menarik yang Jarang Diketahui

apa itu dejavu magang © 2025 berbagai sumber

foto: Freepik.com

Beberapa menurut WebMD antara lain:

1. Dejavu dialami oleh banyak orang sekitar 60-70% populasi setidaknya sekali dalam hidupnya.

2. Frekuensi kejadian dejavu cenderung lebih tinggi pada usia muda dan menurun seiring bertambahnya usia.

3. Jika dejavu terjadi sangat sering atau disertai gejala neurologis lain (seperti kejang, kehilangan kesadaran, gangguan memori berat), maka ada kemungkinan bahwa ini berkaitan dengan gangguan otak dan perlu evaluasi medis.

4. Para peneliti menyebut bahwa dejavu jangan dilihat sebagai kegagalan memori, melainkan sebagai mekanisme verifikasi otak artinya proses fact checking antara sinyal familiaritas dan realitas yang dicek ulang

Tips Menghadapi Dejavu

1. Kalaupun mengalami dejavu, jangan panik dalam kebanyakan kasus, itu adalah fenomena alami dan sementara.

2. Istirahat cukup, kelola stres, dan pastikan tidur berkualitas untuk menjaga kesehatan otak dan mengurangi kemungkinan dejavu berlebihan.

3. Jika dejavu sangat sering muncul atau terasa mengganggu fungsi hidup sehari-hari, pertimbangkan konsultasi ke dokter atau neurolog.

4. Memahami bahwa dejavu adalah bagian dari kompleksnya memori kita bisa membantu kita menerima perasaan itu tanpa berlebihan.

Haruskah dejavu dikhawatirkan?

Tenang, dejavu bukan tanda bahaya. Dalam kebanyakan kasus, fenomena ini hanya bagian normal dari cara kerja otak yang sangat cepat memproses informasi. Jadi, kamu tidak perlu panik jika mengalaminya sesekali.

Namun, bila dejavu terjadi sangat sering atau disertai gejala lain seperti pusing, bingung, atau kehilangan kesadaran, sebaiknya periksakan ke dokter. Bisa jadi otak sedang mengalami kelelahan ekstrem atau gangguan saraf yang perlu diperhatikan.

(Magang/Aji setyawan)