Brilio.net - Fenomena deja vu sudah banyak yang mengalaminya. Saat kamu mengalaminya, seakan-akan kamu berada di suatu tempat dengan suasana yang hampir sama, yang dulu pernah kamu rasakan. Meski tempatnya berbeda. Bagaimanakah sains mengkaji fenomena yang satu ini?

Ada beberapa pendapat ilmiah yang bisa menjelaskan mengenai deja vu, dikutip brilio.net dari Elite Daily, Rabu (10/6). Pertama, ahli dari Colorado State University, Anne Cleary menerangkan bahwa de javu disebabkan oleh virtual reality. Untuk menganalisis tersebut, Anne menggunakan komputer grafis untuk mengetes perasaan deja vu seseorang.

Pendapat yang kedua beranggapan bahwa deja vu ini datang karena ada pengalaman yang mirip di masa lalu akan tetapi kita gagal untuk menangkap kemiripannya. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa deja vu ini juga terkait dengan mimpi yang dialami oleh seseorang.

Dari segi biologi, ternyata deja vu juga bisa dianalisis. Seorang ahli bernama Marc Lallanilla menjelaskan bahwa deja vu disebabkan oleh epilepsi pada otak. Epilepsi inilah yang memengaruhi pusat memori pada otak, hippocampus.