Ciri-ciri kata pasif.

Contoh kata pasif © 2023 brilio.net

foto: pixabay.com

1. Tidak memiliki unsur keaktifan.

Kata pasif menunjukkan keadaan atau peristiwa yang tidak dilakukan oleh subjek, melainkan diterima atau dialami oleh subjek. Dalam kalimat pasif, subjek menjadi penerima tindakan, bukan pelaku tindakan.

2. Menggunakan kata kerja bentuk ketiga.

Dalam kalimat pasif, kata kerja yang digunakan dalam bentuk ketiga, yaitu kata kerja yang diakhiri dengan akhiran -an atau -kan. Misalnya, dibuat, dipandang, dan ditemukan.

3. Menggunakan kata "oleh".

Kata "oleh" digunakan untuk menunjukkan siapa yang melakukan tindakan dalam kalimat pasif. Kata "oleh" biasanya diikuti oleh pelaku tindakan.

4. Meningkatkan objektivitas.

Penggunaan kalimat pasif dalam penulisan seringkali dapat meningkatkan objektivitas, karena perhatian lebih terfokus pada objek atau kejadian yang sedang diceritakan, bukan pada pelaku tindakan.

5. Lebih formal.

Kalimat pasif sering digunakan dalam konteks formal, seperti tulisan ilmiah, laporan resmi, atau pidato resmi. Penggunaan kalimat pasif dapat memberikan kesan formal dan menghindari kesan subyektif.

6. Memerlukan subjek yang jelas.

Dalam kalimat pasif, subjek yang jelas sangat penting untuk memastikan pesan yang disampaikan tetap jelas dan mudah dipahami. Jika subjek tidak jelas, maka pesan dalam kalimat bisa menjadi samar-samar atau ambigu.

Fungsi kata pasif.

Contoh kata pasif © 2023 brilio.net

foto: pixabay.com

Kata pasif memiliki beberapa fungsi dalam bahasa Indonesia, di antaranya:

1. Menekankan objek yang menerima tindakan.

Kata pasif digunakan untuk menekankan objek yang menerima tindakan. Dalam kalimat pasif, objek lebih diutamakan daripada pelaku tindakan. Contohnya: "Rumah itu dibangun oleh ayahku", di mana objek "rumah" ditekankan.

2. Menyembunyikan identitas pelaku tindakan.

Kata pasif dapat digunakan untuk menyembunyikan identitas pelaku tindakan. Hal ini seringkali diperlukan dalam konteks yang membutuhkan kerahasiaan, seperti dalam laporan investigasi atau berita. Contohnya: "Laporan itu diserahkan ke pihak berwenang", di mana identitas pelaku tindakan tidak diungkapkan.

3. Menghindari kesalahan atau tudingan.

Kata pasif juga dapat digunakan untuk menghindari kesalahan atau tudingan terhadap pelaku tindakan. Dalam kalimat pasif, pelaku tindakan tidak disebutkan secara langsung, sehingga dapat mengurangi atau menghindari kritikan. Contohnya: "Kesalahan itu ditemukan saat pemeriksaan dilakukan", di mana pelaku tindakan tidak disebutkan.

4. Meningkatkan kehalusan bahasa.

Kata pasif dapat digunakan untuk meningkatkan kehalusan bahasa dan menghindari kesan kasar atau terlalu langsung. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan kata pasif lebih sering digunakan dalam konteks resmi, seperti dalam tulisan akademis atau surat resmi. Contohnya: "Pertimbangan yang cermat akan dilakukan sebelum keputusan diambil", di mana penggunaan kata pasif memberikan kesan kehalusan dalam bahasa.

5. Menunjukkan ketidakaktifan subjek.

Kata pasif juga digunakan untuk menunjukkan ketidakaktifan subjek dalam suatu tindakan atau kejadian. Dalam kalimat pasif, subjek tidak melakukan tindakan atau menjadi pelaku, melainkan menjadi objek yang menerima tindakan. Contohnya: "Proses produksi akan dipercepat untuk meningkatkan efisiensi", di mana subjek tidak aktif dalam tindakan produksi.