Brilio.net - Kalimat retoris merupakan salah satu gaya bahasa dalam bahasa Indonesia. Kalimat retoris bisa disebut sebagai kalimat tanya tak bertanya. Kalimat ini biasa digunakan bukan dimaksudkan untuk bertanya, melainkan untuk menegaskan atau hanya menginformasikan balik.

Bisa dibilang orang yang menanyakan, sesungguhnya telah mempunyai jawabannya sendiri. Sementara, orang ditanya hanya menjawab iya atau tidak. Kalimat retoris digunakan oleh pengarang untuk memperindah kalimat saja.

Berikut ulasan brilio.net tentang contoh kalimat retoris, fungsi serta ciri yang sudah dirangkum dari beberapa sumber, Jumat (7/10).

Fungsi kalimat retoris

Salah satu fungsi kalimat retoris yaitu menjadikan intropeksi diri atau kritikan yang dapat dijadikan teladan.Kalimat retoris sering ditemui pada pidato, ceramah, dan diskusi.

Tak hanya untuk mengkritik, kalimat retoris dapat juga dipakai guna memberikan nasihat, support atau dukungan, atau pesan pada seseorang secara lembut.

Ciri-ciri kalimat retoris

1. Kalimat retoris digunakan hanya untuk efek atau hanya untuk memberikan penekanan pada beberapa poin yang dibahas.
2. Biasanya pertanyaan yang jawabannya sangat jelas dan sudah diketahui.
3. Kalimat tanya yang tak membutuhkan jawaban karena dari penanya maupun yang ditanyain sudah mengetahui jawabannya.
4. Kalimat retorik sering didapatkan pada kalimat karena posisinya dalam kalimat terjadi setelah komentar dibuat.

Magang: Cut Raudhatus Syafiqah Alhamidy

 

Contoh kalimat retoris

1. Kau tidak merasa paling pintarkan setelah mendapatkan nilai 7,5 pada tes mingguan ini?
2. Baru pulang sekarang?
3. Apa aku saja yang merasa rumah ini mengerikan?
4. Kau hidup dimana baru tau sekarang dunia sudah canggih?
5. Apa lagi yang bisa dilakukan selain berdo'a?
6. Inikah yang kau sebut sekolah?
7. Sampai kapan kita akan tetap berdiri begini?
8. Bukankah membohongi orang tua dosa besar?
9. Kau tidak mempercayai dukun kan?
10. Mana mungkin orang mati bisa hidup kembali.
11. Tidakkah kamu takut azab tuhan?
12. Apakah kau tidak merasa bersalah setelah menabrak kakek tua itu?
13. Kau tidak sedang bercandakan kan?
14. Aku terlihat cantikkan dengan pakaian adat ini?
15. Ah, aku tidak habis pikir bagaimana kau bisa gagal di ujian kali ini?
16. Sudah sure seperti ini, kamu baru pulang?
17. Apakah kamar ini kapal pecah?
18. Apakah ini gunung sampah?
19. Tujuan menghilangkan nyawa manusia di muka bumi adalah menjaga agar sumber dayanya tetap seimbang pada permintaan. Sebab itu, bukankah perlu untuk membunuh manusia satu persatu?
20. Mengapa orang bunuh diri dipandang sebagai orang lemah? bukankah butuh mental dan keberanian agar bisa melakukan hal itu?
21. Butuh perlengkapan yang banyak untuk berangkat berkemah, tapi siapa yang akan membawa itu semua?
22. Akan kubelikan makanan yang lezat jika kau berhenti marah pada ku.
23. Kau kira aku akan tergoda dengan tawaran mu?
24. Kau mau makan apa jika tidak punya penghasilan?
25. Kamu dari mana saja baru tau?
26. Apakah kita bisa hidup tanpa makan dan minum?
27. Apakah kau tidak lelah kerja seharian?
28. Benarkah kau tidak pernah berbohong selama ini?
29. Bagaimana kamu bisa sukses, kalau selalu main game selalu?
30. Apalah arti kau tersenyum kepadaku jika akhirnya kau lebih memilih dia.
31. Wah cuacanya bagus yah.
32. Jam segini baru mau pergi kerja?
33. Tidak percayakah kalian akan karma yang bisa menimpa anak. Cucu, dan cicit kalian sebagai balasan dari ulah tercela itu?
34. Siapa yang tak kenal kota Yogyakarta?
35. Sudah sampai disini saja usahamu?
36. Bagaimana menyuruh orang lain berbuat baik, jika sendiri saja belum melakukannya.
37. Untuk apa menuntut hak kita, jika kewajiban saja belum dilakukan.
38. Apa harus bersusah dahulu agar menikmati kesenangan?
39. Apa dengan menangi orang yang kau cintai akan hidup kembali?
40. Siapa yang tak mau hidupnya selalu bahagia?
41. Relakah kamu jika orang yang kamu sukai bersama orang lain?
42. Apakah aku harus berteriak baru ada yang mau menolong?
43. Apa ada yang salah dengan penampilanku?
44. Jangan bilang kau terpesona denganku?
45. Bagaimana kau akan sukses, jika kerjamu hanya duduk menunggu keajaiban.
46. Sukses tidak semudah membalikkan telapak tangan kan?
47. Mau gimana lagi?
48. Kamu mau tetap disini?
49. Sampai Kapan kau selalu mengeluh?
50. Tunggu apalagi? ayo pergi.
51. Sungguh tak bisa dimengerti, mengapa semua ini bisa terjadi kepadaku.
52. Jika tuhan adil, kenapa aku masih gagal di setiap tesku?
53. Masih adakah hati nurani dihati kalian?
54. Apakah kamu tega jika temanmu harus tersiksa, sedangkan kamu disana bersenang-senang?
55. Relakah kalian, jika Tanah Air kita diusik dan direngut oleh penjajah?