Brilio.net - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dikenal sebagai bisnis yang cukup tahan banting menghadapi krisis. Tengok saja pada 1998 silam, saat terjadi gelombang krisis multidimensi, UMKM mampu menjadi penyelamat sebagai motor perekonomian. Begitu juga pada 2008, saat krisis menerjang, lagi-lagi UMKM mampu menunjukan taji sebagai sektor bisnis yang tangguh.

Namun kini disaat pandemi Covid-19 menghantam, tampaknya sektor usaha yang banyak menyerap tenaga kerja ini tak berdaya. Bahkan usaha kecil ini ditengarai sebagai sektor yang paling terdampak. Salah satu penyebabnya, sebagian besar UMKM masih berkutat pada pola bisnis tradisional. Kurang mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi.   

Pameran Virtual UMKM © 2020 brilio.net

Fakta inilah yang membuat PT Pertamina (Persero) menggelar UMKM Academy: Fast Track yang kick off-nya dimulai Selasa (10/11/2020). Ajang yang akan digelar hingga 15 Desember ini bertujuan untuk mengakselerasi 450 UMKM mitra binaan Pertamina agar naik kelas. Para UMKM ini didorong untuk mengubah cara bisnis konvensional mereka mulai dari soal perkembangan produksi hingga pemasaran, termasuk beradaptasi dengan dunia digital.  

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, kriteria naik kelas diantaranya, adanya peningkatan jumlah pegawai, peningkatan nilai pinjaman, peningkatan kapasitas produksi, peningkatan omzet, pelibatan masyarakat sekitar untuk menghasilkan produk, pemasaran produk di luar kota atau luar negeri, memperoleh sertifikat nasional dan internasional. “Parameter UMKM naik kelas adalah memenuhi minimal satu dari kriteria tersebut,” jelas Fajriyah.

Penasaran seperti apa UMKM Academy: Fast Track ini, berikut faktanya.  

1. Kurasi dan verifikasi

UMKM Pertamina © 2020 brilio.net

Untuk mekanisme kegiatan, terlebih dahulu dilakukan kurasi dan verifikasi pada mitra binaan. Kurasi dilakukan untuk mitra binaan dengan masa pinjaman minimal 1 tahun dengan kolektibilitas lancar. Setelah itu terpilih 450 mitra binaan dan diverifikasi berdasarkan kemauan ikut serta program, kondisi usaha, dan penggunaan teknologi guna menunjang usaha.

Setelah terverifikasi, para mitra binaan akan dikelompokkan berdasarkan kelas hasil verifikasi. Yakni Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global. Dengan jumlah peserta Pertamina UMKM Academy : Fast Track naik kelas sebanyak 75 MB Go Modern, 150 MB Go Digital, 125 Go Online, dan 100 MB Go Global. “Dengan kerja sama dari semua pihak, kami optimistis target tersebut dapat tercapai,” lanjut Fajriyah.

2. Mengubah wajah UMKM

UMKM Pertamina © 2020 brilio.net

Program ini akan diberikan kepada mitra binaan yang benar-benar sudah siap mengisi pasar nasional dan atau dunia melalui kegiatan ekspor. Secara garis besar, peserta akan diberi pelatihan pembuatan website, listing di situs e-commerce, pelatihan marketing dan motivasi agar bisa tumbuh dan menginspirasi UMKM lainnya. Lalu, ada pelatihan implementasi aplikasi digital, sosial media dan otomatisasi produk.

Kemudian Pertamina akan mengelompokkan kurikulum untuk masing-masing kelas sesuai roadmap pembinaan. Sebagai contoh, dalam kelompok Go Modern akan ada kurikulum pelatihan kemasan, branding, dan standarisasi produk. Kemudian pada kelompok Go Global terdapat kurikulum fast track pengenalan ekspor UKM.

“Inti dari tujuan program ini adalah untuk menjadikan UMKM mitra binaan mengalami perubahan kondisi yang lebih baik, dari sebelum mengikuti program dan paska mengikuti program. Tentunya dengan dibuktikannya pencatatan laporan oleh pendamping. Jika tercapai, maka UMKM tersebut dapat dikatakan sudah naik kelas,” jelas Fajriyah.

3. Digitalisasi UMKM

UMKM Pertamina © 2020 brilio.net

Chairman ICSB Indonesia sekaligus Founder & Chairman MarkPlus,Inc. Hermawan Kartajaya menjelaskan pihaknya cukup bangga menjadi bagian pengembangan UMKM Indonesia menuju pasar internasional. Digitalisasi yang dilakukan UMKM harus dilakukan secara OMNI, artinya online, offline, dan humanity yang berkesinambungan.

Lewat program ini UMKM bisa didorong keluar dari krisis ini dan bangkit kembali. Sehingga bisa kembali menjadi salah satu aset pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.