Brilio.net - Setiap 22 Desember selalu diperingati sebagai Hari Ibu. Peringatan ini untuk menghormati perjuangan dan peran seorang ibu yang sangat luar biasa. Namun, tidak sedikit ibu yang merasa dirinya tak berharga akibat perkataan atau penilaian orang lain yang cenderung membandingkan, menghakimi, bahkan mempermalukan (mom shaming). 

Survei mamapapa.id menyebutkan, sebanyak 84 persen ibu pernah mengalami mom shaming. Cilakanya, para pelaku mom shaming datang dari orang terdekat seperti mertua (45,4%) atau suami sendiri (4,3%). Selebihnya datang dari orang lain seperti teman (32,9%) dan orang tak dikenal (17,4%).

Hari Ibu © 2020 brilio.net mamapapa.id

“Shaming justru dilakukan orang terdekat. Mulai shaming dari pola asuh, pemilihan makanan, fisik bayi atau ibunya. Padahal yang mereka butuhkan adalah support bukan celaan,” ujar Co-Founder mamapapa.id Rissa Novria.

Mom shaming merupakan permasalahan yang dialami hampir semua ibu. Efek yang dialami korban umumnya akan merasa malu, bersalah, hingga menganggap dirinya tak layak menjadi seorang ibu. Padahal setiap ibu punya cara masing-masing dalam merawat buah hatinya. Tidak ada orang tua yang sempurna, tapi setiap orang tua pasti melakukan hal terbaik untuk keluarga, khususnya anak-anaknya.

Tindakan mom shaming terjadi karena pelaku merasa paling berpengalaman, paling tahu banyak hal, dan paling benar. Sehingga merasa perlu memberikan ‘nasihat’ yang disadari atau tidak dapat melukai mental korban.

Mengenal mom shaming

Hari Ibu © 2020 brilio.net mamapapa.id

Mom shaming adalah perilaku mempermalukan ibu lainnya dengan cara mengkritik, membandingkan, menyalahkan, atau menyudutkan. Seolah-olah menjadi ibu adalah ajang perlombaan untuk menunjukkan siapa yang paling baik dan paling benar.  Ada beberapa aspek yang biasanya dikritik  di antaranya. 

Pola asuh

 

Kok cara kasih makan anaknya kayak begitu sih?” Kalimat seperti itu merupakan salah satu bentuk mom shaming pola asuh. Perilaku seperti ini seolah menyalahkan cara seorang ibu mengasuh anaknya.

Metode persalinan

 

Biasanya, ibu yang memilih metode persalinan Caesar akan mengalami mom shaming. Pelaku akan mengatakan bahwa ibu yang melahirkan Caesar bukan ibu sepenuhnya karena tidak merasakan sakitnya lahiran normal. Padahal semua metode persalinan itu sama-sama baik, dan ketulusan seorang ibu tidak bisa dinilai dari caranya memilih metode persalinan.

Menyusui

 

Banyak ibu yang menghadapi kesulitan dalam menyusui sang buah hati pada fase awal melahirkan. Permasalahannya biasanya dikarenakan ASI yang belum deras, si kecil yang belum pintar menyusui dan lain-lain. Masalah seperti ini kerap menjadi ajang kritik dari orang lain.

Bentuk fisik

 

Bentuk fisik adalah mom shaming yang paling sering dijumpai. Bisa fisik ibu atau fisik anak. Contohnya jika si ibu mengalami kenaikan berat badan pasca melahirkan dan ia dkritik “Ih kok gendut ya sekarang!” Atau jika anak lahir dengan kekurangan fisik dan kerap mengalami hujatan dari orang sekitar. Tentunya perkataan tersebut dapat menyakiti hati korban.

Dampak mom shaming

Tidak hanya melukai, tindakan mom shaming ini memiliki dampak yang buruk bagi kondisi psikologis korban di antaranya menimbulkan rasa sedih mendalam hingga merasa bersalah atas tuduhan yang terjadi. Selain itu juga dapat menumbuhkan kekhawatiran berlebih hingga menimbulkan kecemasan. Yang tak kalah menyakitkan mom shaming juga dapat menurunkan rasa percaya diri bahkan menilai diri merupakan ibu terburuk.

Stop mom shaming, start mom praising

Hari Ibu © 2020 brilio.net happilyfamily.com

Menilai tindakan mom shaming ini dilakukan tanpa sadar, bahkan dinilai biasa oleh para pelaku. Maka, kita yang sadar akan hal tersebut penting untuk meminimalisir dan memberhentikan perilaku ini. Satu hal terpenting jika Mama mengalami hal ini adalah "memaafkan". 

Menerima kekurangan diri sendiri lalu belajar menerapkan self-love. Kemudian menjadi ibu yang lebih sehat dengan selalu menerapkan pola pikir positif serta yakin bahwa pola asuh yang kita pilih adalah yang terbaik. Jadi ingat ya, kalian jangan sampai melakukan tindakan mom shaming pada seorang ibu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Media & Komunitas Parenting (@mamapapa.id)

Nah untuk menyambut hari ibu 2020, dan sebagai bentuk dukungan untuk para korban, mamapapa.id mengajak seluruh ibu di Indonesia untuk melakukan gerakan Stop Mom Shaming, Start Mom Praising dengan mengikuti serangkaian diskusi online melalui kulwap, live IG, dan juga webinar mengenai mom shaming bersama mom celebrity, Shandy Aulia. 

Shandy bakal berbagi pengalaman mom shaming yang kerap ia rasakan melalui media sosial. Penasaran seperti apa?  Jangan lewatkan serangkaian acara menyambut Hari Ibu dengan Stop Mom Shaming, Start Mom Praising ini, untuk info pendaftaran lebih lanjut kunjungi Mamapapa.id.