Brilio.net - Induk organisasi renang Indonesia adalah Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Organisasi ini terbentuk pada tahun 1951 di Jakarta.

Sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, olahraga renang telah dikenal di Indonesia, tetapi belum dikenal secara luas karena hanya dapat dijangkau oleh kalangan bangsawan dan penjajah Belanda saja. Mendekati masa kemerdekaan Indonesia, olahraga ini baru dapat dinikmati oleh masyarakat umum.

Setelah resmi bergabung dengan perserikatan renang dunia, olahraga renang di Indonesia semakin berkembang karena PRSI aktif menyelenggarakan kejuaraan baik di tingkat nasional maupun tingkat daerah. Nah, untuk mengetahui lebih jauh mengenai proses terbentuknya induk organisasi renang Indonesia dan sejarahnya, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Selasa (19/7).

Proses terbentuknya induk organisasi renang Indonesia

induk organisasi renang Indonesia adalah PRSI © berbagai sumber

foto: Unsplash/Maksym Tymchyk

Induk organisasi renang Indonesia adalah Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Organisasi ini pertama kali dibentuk pada 21 Maret 1951 melalui kongres di Jakarta. Berdasarkan hasil kongres tersebut ditetapkan Prof Poerwo Soedarmo sebagai Ketua PRSI yang pertama. Dalam mengemban tugas sebagai ketua organisasi, Poerwo dibantu wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan komisi teknik. Selanjutnya, PRSI secara resmi diterima menjadi bagian dari anggota Perserikatan Olahraga Olimpiade Indonesia (PORI) atau yang saat ini disebut dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Awalnya, induk organisasi renang Indonesia memiliki nama Persatuan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI). Namun, terdapat permintaan dari peserta kongres untuk mengganti nama PBSI menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) karena singkatan PBSI telah digunakan untuk induk organisasi bulutangkis

Sejak terbentuknya induk organisasi renang di Indonesia, olahraga renang menjadi semakin maju dan berkembang. Pada tahun 1952, PRSI juga menjadi anggota resmi dari Federasi Renang Dunia atau Federation International de Nation Amateur (FINA) dan International Olympic Committee (IOC).

Pada tahun tersebut Indonesia juga mengirimkan duta renang ke arena olimpiade di Helsinki yang membuat olahraga renang Indonesia semakin berkembang dan menunjukkan prestasinya. Selain itu, terdapat 29 perkumpulan olahraga renang yang terdaftar di PRSI yang kemudian menjadi top organisasi olahraga renang di tingkat daerah. Perkembangan olahraga renang di Indonesia terus mengalami peningkatan dan setiap tahun selalu menyelenggarakan kejuaraan renang baik tingkat nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) maupun kejuaraan tingkat daerah.

Sejarah olahraga renang di dunia

induk organisasi renang Indonesia adalah PRSI © berbagai sumber

foto: Unsplash/Serena Repice Lentini

Olahraga renang telah dikenal oleh manusia sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan adanya lukisan pada batu di dalam gua yang terletak di Mesir bagian barat daya yang berdekatan dengan Wadi Sora dan Libya. Selain itu, manusia di zaman prasejarah juga mempelajari setiap gerakan binatang yang kemudian ditiru untuk gaya renang. Bangsa Yunani dan Romawi juga menjadikan aktivitas renang sebagai kebutuhan vital dalam lingkup militer.

Tentara Yunani dan Romawi dituntut untuk mahir berenang dan menjadi perenang yang tangguh. Bukti lain bahwa olahraga renang telah digeluti sejak zaman dahulu adalah relief yang terdapat di Assyria yang kemungkinan dibuat sekitar 3.000 tahun yang lalu. Relief tersebut memperlihatkan seorang tentara yang sedang berenang dengan gaya yang hampir serupa dengan gaya renang modern yang ada saat ini. 

Selama abad pertengahan, masyarakat menganggap bahwa mandi atau berenang di luar rumah seperti danau atau sungai termasuk kegiatan yang berbahaya. Hal ini karena banyaknya kasus kematian akibat serangan wabah penyakit yang menular melalui air sungai atau danau sehingga pada abad pertengahan aktivitas berenang kurang berkembang di Eropa.

Meski demikian, tidak seluruh wilayah Eropa beranggapan demikian. Sebagian masyarakat di daerah Mediterania masih tetap berenang dan mengabaikan kepercayaan tersebut. Inggris juga menjadi negara yang mempertahankan olahraga renang dan banyak yang melakukan eksplorasi dengan berbagai jenis gaya renang. 

Kepercayaan bahwa berenang dapat membawa sumber penyakit perlahan menurun dan masyarakat kembali berenang di sungai, danau, bahkan laut. Olahraga renang pertama kali dipertandingkan dalam olimpiade modern di Athena, Yunani pada tahun 1896. Pada olimpiade ini, hanya terdapat empat nomor yang dipertandingkan yaitu 100 meter, 500 meter, 1.200 meter, nomor bebas, dan 100 meter untuk para pelaut. Semenjak diadakannya olimpiade tersebut, olahraga renang semakin digemari oleh banyak orang dan semakin berkembang ke berbagai penjuru di dunia. Pada tahun 1908, dibentuk sebuah perserikatan renang internasional yang disebut Federation International de Nation Amateur (FINA).

 

Sejarah dan perkembangan olahraga renang di Indonesia

induk organisasi renang Indonesia adalah PRSI © berbagai sumber

foto: Unsplash/Serena Repice Lentini

Olahraga renang semakin tersebar luas ke seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Renang telah masuk di Indonesia sejak tahun 1904. Kolam renang yang pertama kali didirikan berada di Cihampelas, Bandung. Sesuai dengan didirikannya kolam renang pertama kali, maka awal dari aktivitas renang di Indonesia dapat dikatakan dimulai dari Kota Bandung. 

Pada awal kemunculannya, olahraga renang hanya dikenal oleh orang-orang bangsa Belanda dan orang bangsawan sehingga olahraga ini sulit berkembang dan tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum. Pada tahun 1917, berdiri sebuah perserikatan berenang yang disebut Bandungse Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung yang terdiri dari beberapa kumpulan renang yaitu Osvia, Mulo, dan Kweekschool. Pada tahun 1918 - 1924 mulai banyak berdiri perserikatan renang di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Pasuruan, Surabaya, Malang, Blitar, Lumajang, Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Cepu.

Pada tahun 1930 mulai dibangun kolam renang yang lebih modern di Manggarai, Jakarta dan Tegalsari, Surabaya. Olahraga renang dan perkumpulannya menjadi semakin berkembang. Pada zaman penjajahan Jepang di tahun 1943 - 1945, masyarakat Indonesia memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bisa belajar renang. Hal ini karena kolam renang sudah dapat digunakan untuk masyarakat umum. 

Memasuki masa setelah kemerdekaan sekitar tahun 1945 - 1950, eksistensi olahraga renang kembali menurun karena pada masa ini masyarakat tengah fokus dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Lalu, pada tahun 1951 - 1961, olahraga ini kembali mendapatkan kejayaannya dan menjadi momen lahirnya induk organisasi renang Indonesia atau yang disebut dengan PRSI.

Sejarah munculnya gaya-gaya renang

induk organisasi renang Indonesia adalah PRSI © berbagai sumber

foto: Unsplash/dylan nolte

Terdapat sejarah di balik penemuan berbagai jenis gaya pada olahraga renang. Sejarah gaya renang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Gaya bebas

Gaya renang yang paling awal muncul di dalam perkembangan renang dunia adalah gaya renang yang menyerupai seekor binatang atau yang disebut gaya crawl yang berarti merangkak. Gaya crawl dalam istilah olahraga disebut dengan gaya bebas. Renang gaya bebas telah berusia kurang lebih 1.000 tahun sebelum masehi.

2. Gaya dada

Setelah gaya bebas, muncul renang gaya dada yang dimulai ketika manusia berada di zaman batu. Gaya ini juga sering disebut sebagai gaya katak karena gerakan tangan dan kaki yang mirip dengan seekor katak. Pada awal abad ke-19, gaya renang ini diajarkan di setiap sekolah militer maupun di sekolah umum. Dalam perlombaan resmi, renang gaya katak disebut dengan gaya dada.

3. Gaya Punggung

Renang gaya punggung digambarkan dengan sikap terlentang dan pertama kali diperlombakan pada Olimpiade di Stockholm pada tahun 1912. Gaya punggung yang digunakan masih menggunakan gerak elementer atau gaya punggung dengan menggunakan kedua tangan yang memutar secara bersamaan dan menggunakan gerakan kaki katak.

4. Gaya Kupu-kupu

Gaya kupu-kupu adalah variasi dari gaya dada. Pada gaya ini, kedua tangan harus berada di atas permukaan air untuk diteruskan ke depan, sedangkan pada gaya dada kedua tangan diluncurkan ke depan di bawah permukaan air. Awalnya, gaya kupu-kupu hanya digunakan dalam perlombaan pada saat akan mendahului lawan dan masuk finish. Di Indonesia, gaya kupu-kupu baru secara resmi digunakan pada perlombaan renang di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-4 di Makasar pada tahun 1957.

Sumber: Arhesa. 2020. Buku Jago Renang. Tangerang: Cemerlang Media Publishing.