Brilio.net - Anak-anak biasanya bermimpi punya mainan baru, jalan-jalan ke tempat hiburan, atau bertemu dengan selebriti yang jadi idolanya. Berbeda dengan Kellan Tilton yang harus berada di kursi roda seumur hidup. Mimpi Kellan sederhana hanya ingin bermain di pekarangan rumahnya yang luas bersama sang ayah.

Kellan mengalami kelumpuhan sejak masih bayi. Mulanya bidan yang membantu kelahiran Kellan curiga pada kelainan di kakinya. Mengetahui hal tersebut, orang tua Kellan, Dan Tilton dan Elizabeth membawanyake rumah sakit setempat. Tak berapa lama, Tilton dirujuk ke Boston Children's Hospital untuk mendapatkan penanganan khusus. Di rumah sakit tersebut, dokter menemukan tumor di perut dan tulang belakang. Saat itu usianya baru tiga hari dan dia sudah harus menjalani kemoterapi.

Kellan bayi harus menjalani empat sesi kemoterapi dan operasi hampir selama 10 jam untuk mengangkat tumor yang tersisa sehingga membebaskan Kellan dari kanker. Sayangnya, operasi itu menyebabkan kelumpuhan permanen. "Dia tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria meski hanya bisa berada di kursi roda," kata Tilton seperti dilansir brilio.net dari ABC News, Selasa (18/8).

Meskipun begitu, ada hal yang menjadi rintangan Kellan, yakni pekarangan rumahnya yang luas. Keluarga Kellan kebetulan memiliki pekarangan seluas 40 hektar yang masih berupa padang rumput. Bagaimanapun Kellan ingin bisa bermain di pekarangannya yang luas itu, namun ia terganjal oleh kondisi fisiknya.

Beruntungnya keinginan Kellan didengar oleh Make-A-Wish Foundation. Yayasan amal ini berpartner dengan perusahaan konstruksi lokal, Wireless Construction, Inc mengumpulkan donasi dari para pengusaha konstruksi. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan material-material yang dibutuhkan secara cuma-cuma.

Tak disangka dalam waktu singkat, mereka berhasil mengumpulkan donasi senilai USD 15.000 untuk merealisasikan keinginan Kellan. Material yang terkumpul tersebut sedianya digunakan untuk membangun jalan setapak sepanjang 60 meter lebih melintasi pekarangan rumah Kellan.

Proyek pembangunan jalan setapak ini dimulai minggu lalu dan menghabiskan waktu yang lama."Setiap kali, Kellan juga kerap menghampiri para pekerja dan mereka pun mengajak Kellan tos atau bahkan membantu mereka memasang paku dan mengemudikan ekskavator," ungkap Dan.

Kini jalan setapak itu sudah hampir selesai. Kellan beberapa kali menjajal jalur baru tersebut."Bagi Kellan, ini bukan sekadar jalan setapak biasa, tapi kebebasan dan mobilitas. Melihat senyum di wajahnya benar-benar menjadi harga tak ternilai bagi kita," tutup Dan haru.